Selasa, 20 Mei 2014

PUISI SEBUAH PENANTIAN

Menanti Untuk Suatu Hal yang Pasti

Karya : Eni Nur'aeni

Ketika aku mulai tersadar dan terbangun dari mimpi indah ku semalam
Aku menyadari bahwa hadirmu tak nyata dihidupku dan aku sadar bahwa bayangmu hanyalah bayang semu
Rasa kecewa yang ku nikmati saat itu begitu pahit hingga membuatku merasa tak berarti lagi hidupku ini
Namun suara hati lirih ini berbisik kepadaku.. secara sayup ku dengar bisikannya
Bahwa aku harus kembali bangkit, aku tak boleh mengharapkan hadirmu yang tak nyata
Aku harus mulai menata kembali hatiku yang dulu berkeping-keping bak puzzle ini menjadi kembali menyatu
Tapi hal ini tak mudah kulakukan, karna bayangmu masih selalu ada diingatanku
Sampai akhirnya seseorang itu hadir di tengah-tengah masa kelamku ini
Memberikan semangat padaku, membuat hariku lebih berwarna dan membantuku menyusun puzzle hati ini
Hari-hari kembali berwarna dan aku merasa seperti terlahir kembali ke dunia yang penuh cinta ini
Saat mulai menaruh harapan kepada seseorang yang seperti arjuna dengan segala kesempurnaannya akan cinta
Sungguh tak ku duga, ternyata dia tak seperti mereka diluar sana
Mereka yang sibuk mencari cinta dan mengharapkan balasan cintanya itu dari para srikandinya
Arjuna ku ini hanyalah memikirkan, bagaimana caranya aku dapat meminang srikandi ku dengan Ridho Alloh
Bukan dengan cinta yang dia miliki, apalagi harta dan senjata yang menempel pada hayatnya
Ketakjuban ku tak sampai disini saja, arjuna ku ini sungguh berbeda dari yang lain
Dia menyuruh ku untuk menetapkan hati pada cinta yang hakiki, cinta yang suci
Bukan cinta duniawi, yang hanya berlandaskan atas kesetiaan dari nafsu manusia saja
Dia menyuruhku untuk menanti, menanti akan sesuatu yang pasti, penantian yang takkan mungkin sia-sia
Menati datangnya masa itu, masa dimana cinta berada dalam naungan ka'bah
Masa dimana cinta dapat bersujud bersama diatas sajadah cinta
Masa dimana cinta dapat dirasakan dengan penuh kasih dan sayang yang tulus karena Alloh
Masa dimana semua itu akan indah karena telah dihalalkan oleh Nya
Masa inilah sesungguhnya yang dinanti oleh setiap wanita..
Termasuk aku dan ribuan wanita yang selama ini hanyalah menjadi objek kesedihan dunia
Kemuliaan hati arjuna ku ini membuat ku begitu terharu hingga menetes air mata di batin ini
Sungguh baru aku sadari bahwa cinta sejatinya tidak pantas dinodai dengan sesuatu hal apapun itu
Termasuk segala kenikmatan yang selalu mengatas namakan cinta dan kasih sayang
Terima kasih wahai arjuna ku, terima kasih kau telah membantuku kembali bangkit
Terima kasih kau juga telah menyadarkan ku apa arti cinta dimata Alloh
Aku yakin dan percaya bahwa suatu saat nanti akan datang cinta sejati untuk ku dari Nya
Cinta yang mau mengajak ku menuju gerbang kesucian, cinta yang indah yang hanya dimiliki 2 hati yang suci
Meskipun cinta itu bukan dari mu wahai arjuna ku, aku takkan bersedih kembali dan takkan pernah menyesalinya
Karna ku percaya arjuna yang diberikan oleh Nya itulah yang pantas menjadi jodohku kelak
Penantianku ini suatu saat nanti akan berbuah manis, hingga buah itu dapat ku nikmati bersama dengannya
Selama ku menanti kehadirannya, aku akan menjaga hati dan cintaku ini dengan baik
Hingga tiba saatnya dia datang kepadaku, hati dan cinta ini masih suci tak kurang suatu apapun
Sehingga hati dan cinta ini dapat ku berikan kepadanya dengan sepenuhnya

PUISI TENTANG AYAH

Sosok yang Aku Rindukan

Karya: Eni Nur'aeni

Dulu, sekarang dan mungkin seterusnya aku akan menanyakan kemanakah sosok itu
Seseorang yang harusnya ada bersamaku, menemani ibuku hingga maut yang memisahkan
Tapi sosok itu hilang entah kemana, hilang begitu saja bak ditelan bumi
Aku tak mengerti dengan yang seperti, aku tak mengerti kenapa harus aku yang mengalaminya
Sering aku bertanya pada orang diluar sana, apa yang salah dari aku ini???
Tapi tak satupun dari mereka dapat menjawab pertanyaanku ini
Kadang ku ingin berteriak tuk memanggil sosok itu
Dan kadang aku juga ingin terus mencarinya hingga ke ujung dunia yang tiada ujungnya ini
Hanya untuk mengajak sosok itu kembali, kembali untuk bersama dengan ku dan menjadi raja di istana kecil ini
Namun kini aku mulai letih, energi ku pun melemah dan telah lelah untuk terus mencari sosok itu
Hati kecilku hanya bisa menangis, meratapi nasib yang terjadi padaku ini
Tapi aku sadar memang tak sepantasnya aku mengeluhkan hal ini pada-Mu
Tak sepantasnya aku menyalahkan semua yang terjadi dihidupku ini pada orang lain
Mungkin ini semua memang salahku, keberadaan ku tak diharapkan oleh sosok itu
Atau mungkin akan ada rencana lain dibalik semua ini??? Entahlah !!!
Aku tak mengerti dengan misteri kehidupan ini dan aku tak tahu apa yang terjadi padaku nanti
Satu hal yang aku tahu dan yang bisa aku rasakan saat ini
Aku sangat, sangat, sangat merindukan sosok itu
Sosok yang selama ini harusnya ku panggil dengan sebutan AYAH
Sosok yang selama ini harusnya ku cium tangannya ketika aku pergi dari rumah
Sosok yang seharusnya bisa aku peluk dan manjakan ketika beliau pulang kerja
Sosok yang seharusnya menjadi tempat bersandar ku dengan ibuku
Dan sosok yang seharusnya selama ini dapat menjadi imam di keluargaku
Ayah.. aku ini anakmu, aku sangat merindukan sosokmu, aku ingin bertemu denganmu
Walaupun itu hanya bisa ku lakukan dalam mimpi dan dalam waktu yang singkat
Aku ihklas ayah, asal ku bisa merasakan seperti apa yang orang lain rasakan selama ini
Sungguh aku begitu merindukan sosokmu itu AYAH...

CERPEN NAMAKU AINI

Namaku Aini
     Namaku Aini, di usiaku yang ke 20 tahun ini, saat teman-temanku tengah sibuk merencanakan untuk menikah muda. Bahkan banyak di antara mereka yang telah menikah dan telah memiliki buah hati. Namun aku masih saja menikmati kesendirianku ini, tanpa pernah terbesit di benakku untuk menyusul mereka ke pelaminan. Entah kenapa pikiran itu tak sampai ke dalam memori otakku. Mungkin karena aku masih betah dengan kondisi seperti ini, atau mungkin karena aku ingin menyelesaikan studiku terlebih dahulu, atau mungkin ini semua kerena trauma akan kisah masa laluku…
                                                                                ***
“Bu, kapan aku bisa seperti teman-temanku? Saat kenaikan kelas tiba yang mengambil rapotku bukan cuma ibu, tapi juga ayah.” rengek seorang gadis kelas 4 SD kepada ibunya.
“Sabar ya Aini, kamu kan bisa menganggap ibu bukan hanya sebagai ibumu tapi juga sebagai ayahmu nak.” timbal ibuku dengan lembut dan penuh kasih sayang. Dari kecil aku memang hanya di besarkan oleh seorang ibu dan aku pun tak tahu seperti apa sosok yang seharusnya aku panggil ayah itu. Bahkan aku juga tak tahu apakah dia masih ada di dunia ini atau tidak.
“Kenapa sih bu, Aini tidak punya ayah? Aini ingin seperti mereka bu, punya ayah dan punya keluarga yang lengkap. Bukan cuma punya satu orang tua bu.” rengekku lagi kepada ibu
     Namun ibu tak menjawab pertanyaanku tadi. Ia hanya memelukku dengan erat, dari ujung matanya terlihat tetesan air mata yang coba ia tahan. Aku sungguh tak mengerti apa yang telah terjadi, pikiran anak kelas 4 SD belum bisa untuk mengartikan apakah yang tengah terjadi saat itu.
                                                                                ***
     Ini adalah tahun terakhirku memakai seragam putih merah. Aku berhasil lulus dan masuk SMP terbaik di tempatku. Yang berbeda lagi saat ini aku telah memiliki seorang ayah, meskipun bukan ayah kandung tapi ia bisa menerima dan menyangiku seperti anaknya sendiri. Walau awalnya aku menolak kehadirannya karena aku takut kasih sayang ibu kepadaku akan berkurang. Tapi akhirnya aku bisa menerima kehadiran ayah baru di hidupku dan akhirnya saat kenaikan kelas yang mengambil rapotku bukan cuma ibu.
     Kehidupan remaja sangat berbeda dengan masa kecil, ada satu hal baru yang aku rasakan disini. Aku mulai merasakan perasaan yang aneh terhadap seorang laki-laki yang bisa menarik perhatianku. Mungkin inilah awal dari masa pubertasku dan dialah laki-laki pertama yang berhasil singgah dihatiku.
“Dia pacar kamu ya Aini?” tanya seorang teman kepadaku
“Hehehe” aku hanya bisa tersenyum menjawab pertanyaan itu, karna aku sendiri tak tahu apakah pantas dia ku bilang pacar???
Waktupun terus berputar dan akhirnya menunjukkan kepadaku siapa sebenarnya orang yang aku sayangi itu…
“Aku gak nyangka ya ternyata kamu seorang playboy, aku benci sama kamu dan aku nyesel udah ngasih perasaan ini ke kamu.” bentakku kepadanya dengan nada penuh emosi dan kecewa
     Dia hanya terdiam dan tak mampu berkata apapun, karena semua yang aku ucapkan benar. Dibelakang ku dia memiliki hubungan dengan gadis lain, yang ternyata gadis itu adalah temanku sendiri. Cinta monyetku yang pertama ini harus berakhir tragis karena sebuah perselingkuhan. Tapi aku juga tak bisa menyalahkan siapa-siapa atas kejadian ini, karena sebagian penyebab dari semua ini adalah aku.
Masa terakhirku memakai seragam putih biru telah tiba. Aku pun ingin melanjutkan sekolah ke SMA, namun ternyata keinginanku ini harus tersendak oleh biaya…
                                                                                ***
     Untuk bisa memakai seragam putih abu, aku harus mencari keluarga ayah kandungku terlebih dahulu. Karena untuk mengenyam pendidikan di bangku SMA tidaklah gratis. Sementara ibu dan ayahku tidak memiliki biaya untuk menyekolahkan aku lagi.
“Aini, kemarin paman berkunjung ke rumah kakak dari ayahmu dan paman menceritakan semuanya. Bu Yuni bilang dia akan menyampaikannya kepada ayahmu dan dia juga menyuruh paman untuk membawa kamu ke rumahnya.” jelas pamanku setelah dia pergi ke kota seminggu yang lalu
     Mendengar penjelasan paman tadi hatiku begitu bahagia karena akhirnya jalan untuk melanjutkan sekolah sudah mulai terbuka. Hal kedua yang membuat aku bahagia adalah kenyataan bahwa ayah kandungku masih hidup dan masih sehat. Memang tak bisa aku pungkiri, meskipun sudah ada ayah baru dalam hidupku tapi aku masih merindukan sosok itu. Aku hanya bisa bersyukur dan berterimakasih pada Alloh karena telah memberiku anugerah ini.
     Namun semua kebahagiaan yang baru saja aku rasakan harus berkurang setelah mengetahui kenyataan bahwa ayah kandungku ternyata telah menikah lagi dan memiliki dua orang anak. Tapi semua itu tak seberapa dibandingkan dengan pernyataan yang di deklarasikan oleh kakak dari ayahku.
“Kalau memang kamu serius ingin sekolah, ibu dan keluarga disini siap untuk membiayai sekolahmu itu. Bahkan sampai kamu menikah pun kami siap membiayai semuanya. Tapi kalau kamu juga ingin bertemu dengan ayahmu ya kamu harus memilih, melanjutkan sekolah dan kami biayai atau bertemu dengan ayahmu.” ucap Bu Yuni dengan penuh ketegasan. Bak dipukul oleh sebuah palu raksasa seketika itu juga. Ingin sekali aku menangis kala itu, tapi aku harus kuat.
“Memangnya kenapa ya bu Aini harus memilih? Memang ayah sendiri tak ingin bertemu dengan Aini? Apakah ayah sudah lupa kalau dia punya anak selain anaknya yang sekarang?” tanyaku dengan lirih
“Ayahmu sudah pernah melihatmu dan dia juga sering lewat ke daerah tempat tinggalmu. Tapi untuk sekarang dia memang belum siap untuk bertemu langsung denganmu. Ibu juga tidak tahu apa alasannya, dia menyampaikan pesan seperti itu ke ibu. Menurut ibu sih sekarang kamu sekolah dulu saja yang benar, mumpung ayahmu itu mau biayain sekolahmu. Masalah ketemu dengan dia, nanti juga kalau sudah waktunya kamu pasti akan ketemu dengan ayahmu.” jawab Bu Yuni menasehatiku
     Nasehat Bu Yuni memang benar, pasti suatu saat nanti aku akan bertemu dengan ayahku. Tapi yang membuatku kecewa, kenapa ayah sampai bilang belum siap bertemu denganku. Memang aku punya salah apa kepadanya sehingga dia tak mau bertemu denganku. Sampai detik ini pun aku belum bisa mendapatkan jawaban atas pertanyaanku ini.
     Sejak saat itu kepercayaanku terhadah seorang laki-laki mulai berkurang. Apalagi dengan semua kekecewaan yang aku dapatkan dari mantan-mantan kekasihku. Mereka menghianati aku dengan berbagai cara. Semua kejadian ini membuat lelah dan malas untuk menjalin hubungan dengan seorang laki-laki. Sampai akhirnya aku asik dengan kesendirianku ini hingga aku meniggalkan seragam putih abuku dan masuk di universitas yang aku inginkan.
     Semua ini aku dapatkan dari hasil seleksi beasiswa untuk masuk di perguruan tinggi negeri. Karena Bu Yuni hanya mampu membiayai aku hingga aku tamat SMA. Padahal dulu dia sempat bilang kepadaku siap untuk membiayai semua kebutuhanku bahkan sampai aku menikah. Tapi itulah manusia, apa yang dia katakan sekarang belum tentu itu yang akan dia lakukan kelak.
                                                                             ***
“Aini, mau sampai kapan kamu sendiri terus kayak gini? Apa kamu gak kesepian? Temen-temen kamu yang lain udah pada punya pasangan tuh. Ayolah mulai buka hati kamu untuk cinta yang baru.” ujar Dita sahabat karibku sejak kecil, dia tahu hampir semua kisah hidup dan kisah cintaku dan dia juga tahu kenapa sampai saat ini aku masih sendiri.
“Ah kamu ini bisa ajah Dita. Kamu sendiri kan juga sama seperti aku.” timpalku dengan nada sedikit ketus
“Ya paling tidak aku sekarang sudah punya kekasih yang Insya Alloh akan menjadi jodohku kelak. Perputaran waktu itu gak kerasa Aini, nanti tahunya kita sudah lulus kuliah dan diwisuda saja. Kalau kita tidak mencari pasangan hidup dari sekarang, nanti kedepannya akan susah. Lagipula kita ini perempuan, tidak gampang bagi perempuan untuk mencari pasangannya.” sahut Dita menasehatiku
“Tapi kan Alloh sudah menjamin bahwa setiap manusia itu punya pasangannya masing-masing.” jawabku tak mau kalah
“Memang seperti itu, tapi yang namanya jodoh itu bukan hanya ditunggu saja. Dia juga harus kita cari dan kita perjuangkan. Jangan karena trauma di masa lalu terus kamu takut untuk menjalin hubungan dengan laki-laki lagi. Perlu kamu tahu Aini, tidak semua laki-laki sama seperti apa yang ada dibenak kamu. Banyak laki-laki diluar sana yang baik dan bertanggung jawab yang memang belum kamu kenal.” jelas Dita kepadaku
     Penjelasan Dita ada benarnya juga, memang tidak semua laki-laki seperti ayah kandungku dan masih banyak diantara mereka yang belum aku kenal. Tapi pengalamanku dengan kekasih-kekasih ku dulu juga tidak mengenakkan. Itu sebabnya sampai saat ini aku selalu membatasi hubungan dengan laki-laki yang mendekatiku hanya cukup sebatas teman atau sahabat saja.
                                                                           ***
“Hai, kamu pasti Aini ya?” sapa seseorang yang membuyarkan semua lamunanku
“Iya, kamu siapa?” tanyaku dengan heran
“Kenalin, aku Junior anak kampus sebelah. Kemarin aku menghadiri acara peluncuran novel kamu. Ceritanya bagus ya, aku sampai meneteskan air mata saat membacanya.” katanya penuh pujian
“Terimakasih, aku rasa pujianmu terlalu berlebihan deh.” timpalku dengan nada merendah. Entah apa yang terjadi, tiba-tiba saja aku merasa deg-degan dekat orang ini. Apa karena pujiannya yang terlalu berlebihan? Atau karena perasaan lain yang aku rasakan saat ini?
     Perbincanganku dengan Junior terus berlanjut, hingga kami pun bertukar nomor telpon dan kami berencana untuk pergi makan berdua. Aku merasa ada yang lain dari sosok seorang Junior yang bisa membuatku tertarik dan mau membuka diri untuknya.
“Cie yang mau ngedate hahaha.” ledek Dita saat aku tengah sibuk berias untuk pergi makan dengan Junior
“Apa sih Dita kamu ini?” kataku sambil manyun dengan muka yang sedikit merah
“Ahahaha mukanya langsung merah gitu ih Aini.” celoteh Dita mengejekku lagi
“Ah kamu ini seneng banget godain aku. Kamu sendiri kan yang bilang kalau aku harus membuka diri dan mulai mencari laki-laki yang tepat buat aku. Kenapa sekarang diledekin kayak gini?” ujarku
“Aku gak ngeledek kamu, justru aku seneng banget akhirnya kamu bisa buka hati kamu lagi buat laki-laki. Semoga saja dia bisa jadi yang terbaik ya buat kamu.” kata Dita penuh harapan
     Harapan Dita tadi adalah harapanku juga. Aku berharap Junior bisa menjadi yang terbaik buat aku dan dia bisa menjadi pelabuhan terakhirku. Harapanku ini ternyata berbuah manis, karena malam itu juga Junior tak hanya mengajakku makan. Tapi dia juga sekaligus menyatakan cinta kepadaku dan langsung melamarku.
“Aini, aku bukan seorang laki-laki yang pandai merayu. Tapi dengan bismillah aku akan meminang kamu untuk menjadi calon pendamping hidupku dan calon ibu dari anak-anakku.” kata Junior dengan penuh keseriusan. Tidak ada kata lagi yang bisa ku ucap saat cincin itu melingkar di jari manisku. Sungguh kebahagiaan yang sangat begitu besar.
     Benar apa yang dikatakan orang kepadaku, bahwa tidak semua laki-laki di dunia tidak baik. Walaupun sampai detik ini aku belum bisa bertemu dengan ayah kandungku. Tapi aku yakin telah ada waktu yang tepat yang direncanakan Alloh untuk saat itu. Sama halnya saat aku bisa menemukan Junior yang sekarang menjadi tunanganku. Semangat baru yang diberikan Junior kepadaku semakin membuatku labih giat untuk menyelesaikan studiku di bangku universitas ini. ***
                                                                                                                           Karya: Eni Nur’aeni ^_^

MAKALAH KEPEMIMPINAN



MAKALAHKEPEMIMPINAN
PEMIMPIN YANG BAIK MENURUT ISLAM



 






Disusun Oleh :
    Nama      : EniNur’aeni
         Nim        : D1E012068
         Kelas      : B


KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PETERNAKAN
PURWOKERTO
2013











KATA PENGANTAR

             Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehinggapenulisdapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam mempelajari “Pemimpin Yang Baik Menurut Islam”.
              Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
              Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang dimiliki sangat kurang. Oleh kerena itu penulis harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.


Purwokerto,  02 Juli 2013



Penyusun









DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...ii
I. PENDAHULUAN……………………………………………………………...1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………...1
1.2 Tujuan…………………………………………………………………………2
1.2.1 Mengkaji macam-macam gaya kepemimpinan……………………...2
1.2.2 Mengkaji teladan gaya kepemimpinan Rasulullah………………….2
1.2.3 Mengkaji kepemimpinan yang amanah……………………………..2
1.2.4 Mengkaji Rasulullah adalah pemimpin yang amanah………………2
1.2.5 Mengkaji kepemimpinan yang dekat dengan Allah………………...2
1.2.6 Mengkaji kepemimpinan yang efisien………………………………2
1.2.7 Mengkaji kepemimpinan yang bagus moralnya…………………….2
1.2.8 Mengkaji kepemimpinan yang professional………………………...2
II. GAYA KEPEMIMPINAN RASULULLAH………………………………..3
2.1 Macam-macam Gaya Kepemimpinan…………………………………………3
2.2 Teladan Gaya Kepemimpinan Rasulullah……………………………………..5
III. KEPEMIMPINAN MERUPAKAN SUATU AMANAH…………………7
3.1 Kepemimpinan Yang Amanah………………………………………………...7
3.2 Rasulullah Adalah Pemimpin Yang Amanah………………………………....9
IV. KEPEMIMPINAN YANG DEKAT DENGAN ALLAH DAN EFISIEN…………………………………………………………………………11
4.1 Kepemimpinan Yang Dekat Dengan Allah………………………………….11
4.2 Kepemimpinan Yang Efisien………………………………………………...13
V. KEPEMIMPINAN YANG BAGUS MORALNYA DAN PROFESIONAL………………………………………………………………...16
5.1 Kepemimpinan Yang Bagus Moralnya………………………………………16
5.2 Kepemimpinan Yang Profesional……………………………………………18
KESIMPULAN………………………………………………………………….21
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………iv
  












I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kepemimpinan yang efektif sangat dipengaruhi oleh kepribadian seorang pemimpin. Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar orang tersebut dapat mengikuti arahannya demi tercapainya sebuah tujuan bersama. Pemimpin tersebut harus bisa memberikan pengaruh positif dalam rangka pencapaian tujuan bersama tersebut. Gaya kepemimpinan adalah cara yang dilakukan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi bawahannya agar mereka dapat produktif sehingga bisa tercapainya suatu tujuan. Gaya kepemimpinan terbaik sepanjang masa adalah yang pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW. Rasulullah adalah pemimpin ulung dan manager terhebat sepanjang sejarah kemanusiaan. Banyak teladan yang dapat kita contoh selama masa kepemimpinan beliau. Karena Rasulullah tidak hanya menjadi seorang pemimpin, tetapi juga menjadi seorang pendidik bagi bawahannya.
Amanah adalah kata yang sering dikaitkan dengan kekuasaan dan materi. Namun sesungguhnya kata amanah tidak hanya terkait dengan urusan-urusan seperti itu. Secara syar’i, amanah adalah salah satu mandat atau tanggung jawab yang dititipkan kepada seseorang untuk menjalaninya dengan rasa tanggung jawab. Amanah tidak hanya menyangkut urusan material dan hal-hal yang bersifat fisik. Menunaikan perintah Allah juga merupakan suatu amanah. Memperlakukan sesama insan secara baik adalah amanah. Segala sesuatu yang Allah titipkan kepada kita dimuka bumi ini merupakan suatu amanah yang harus kita jaga dan kita pertanggungjawabkan. Karena kelak di akhirat nanti kita akan dimintai pertanggungjawaban atas semua amanah yang kita emban.
Allah menciptakan manusia di bumi sebagai seorang khalifah yang harus menjaga dan merawat bumi ini agar terhindar dari suatu kehancuran. Kepemimpinannya di atas alam ini adalah merupakan suatu nikmat yang diberikan oleh Sang Penguasa Alam Semesta ini, sebagai penghormatan kepadanya untuk memainkan peranannya sebagai khalifah yang bertugas meramaikan alam semesta dan meningkatkan taraf kehidupannya sesuai dengan perjanjian ketika diangkat menjadi khalifah. Kepemimpinan manusia adalah beban yang diberikan Allah, bukan kehendak manusia itu sendiri, tetapi kehendak Dia sebagai Penguasa, Pencipta, dan pemelihara alam semesta. Sehingga kepemimpinannya itu harus tunduk kepada perjanjian penyerahan kekuasaan yang dipercayakan kepadanya dan dengan demikian ia adalah amanat dimana makhluk-makhluk lain kendati lebih besar fisiknya daripada manusia enggan untuk menerimanya.
Seorang pemimpin akan menjadi teladan bagi orang yang dipimpinnya. Oleh karena itu dia harus memiliki moral yang bagus baik dalam segi islam maupun bagus di mata masyarakat. Pemimpin yang professional adalah pemimpin yang bisa mengaplikasikan keahliannya secara sungguh-sungguh demi tercapainya suatu kualitas produk yang baik. Untuk menjadi seorang pemimpin yang professional, maka seorang pemimpin harus memiliki nilai-nilai moral yang bagus demi tercapainya sebuah tujuan bersama.
1.2 Tujuan
1.2.1 Mengkaji macam-macam gaya kepemimpinan
1.2.2 Mengkaji teladan gaya kepemimpinan Rasulullah
1.2.3 Mengkaji kepemimpinan yang amanah
1.2.4 Mengkaji Rasulullah adalah pemimpin yang amanah
1.2.5 Mengkaji kepemimpinan yang dekat dengan Allah
1.2.6 Mengkaji kepemimpinan yang efisien
1.2.7 Mengkaji kepemimpinan yang bagus moralnya
1.2.8 Mengkaji kepemimpinan yang professional



II. GAYA KEPEMIMPINAN RASULULLAH
2.1 Macam-Macam Gaya Kepemimpian
Gaya kepemimpinan adalah cara yang digunakan dalam proses kepemimpinan yang diimplementasikan dalam perilaku kepemimpinan seseorang untuk mempengaruhi orang lain untuk bertindak sesuai dengan apa yang dia inginkan. Menurut Flippo (1987), gaya kepemimpinan juga dapat didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Ada empat gaya kepemimpinan, yaitu:
1. Telling (Instruksi)
Gaya kepemimpinan ini perintah sepenuhnya ada ditangan pemimpin. Gaya kepemimpinan telling biasanya terjadi di daerah yang kurang maju dengan anggota yang tidak intelektual. Karena anggota disini hanya sebagai bawahan yang mematuhi perintah dari pemimpinnya.
Menurut Paul Hersey dan Ken Blancard (1996), gaya ini paling tepat untuk kesiapan pengikut rendah (R1). Ini menekankan perilaku tugas tinggi dan perilaku hubungan yang terbatas. Gaya kepemimpinan telling (kadang-kadang disebut directing) adalah karakteristik gaya kepemimpinan dengan komunikasi satu arah. Pemimpin memberitahu individu atau kelompok soal apa, bagaimana, mengapa, kapan dan dimana sebuah pekerjaan dilaksanakan. Pemimpin selalu memberikan instruksi yang jelas, arahan yang rinci, serta mengawasi pekerjaan secara langsung.
2. Selling
Gaya kepemimpinan selling dianggap lebih maju dari gaya kepemimpinan telling. Ide dalam gaya kepemimpinan seling berasal dari pemimpin, namun semua tugas dikerjakan oleh bawahannya. Tetapi keputusan akan hasil akhir masih ada ditangan pemimpin.
Menurut Paul Hersey dan Ken Blancard (1996), gaya ini paling tepat untuk kesiapan pengikut moderat (R2). Ini menekankan pada jumlah tugas dan perilaku hubungan yang tinggi. Pada tahapan gaya kepemimpinan ini seorang pemimpin masih memberi arahan namun ia menggunakan komunikasi dua arah dan memberi dukungan secara emosional terhadap individu atau kelompok guna memotivasi dan rasa percaya diri pengikut. Gaya ini muncul kala kompetensi individu atau kelompok meningkat, sehingga pemimpin perlu terus menyediakan sikap membimbing akibat individu atau kelompok belum siap mengambil tanggung jawab penuh atas proses dalam pekerjaan.
3. Participating
Gaya kepemimpinan ini memberikan kesempatan pada semua anggota untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Biasanya keputusan yang diambil adalah hasil dari musyawarah mufakat dengan kekuatan argumentasi dan hasil yang rasional. Voting dalam gaya kepemimpinan ini akan dilakukan jika hasil musyawarah kurang memuaskan.
Menurut Paul Hersey dan Ken Blancard (1996), gaya ini paling tepat untuk kesiapan pengikut tinggi dengan motivasi moderat (R3). Ini menekankan pada jumlah tinggi perilaku hubungan tetapi jumlah perilaku tugas rendah. Gaya kepemimpinan pada tahap ini mendorong individu atau kelompok untuk saling berbagi gagasan dan sekaligus memfasilitasi pekerjaan dengan semangat yang mereka tunjukkan. Gaya ini muncul tatkala pengikut merasa percaya diri dalam melakukan pekerjaannya sehingga pemimpin tidak lagi terlalu bersikap sebagai pengarah. Pemimpin tetap memelihara komunikasi terbuka, tetapi kini melakukannya dengan cenderung untuk lebih menjadi pendengar yang baik serta siap membantu pengikutnya. Tugas seorang pemimpin adalah memelihara kualitas hubungan antar individu atau kelompok.
4. Delegating
Gaya kepemimpinan delegasi berarti seorang pemimpin memisahkan unit tertentu untuk dijadikan delegasi. Sudah ada kepercayaan dari seorang pemimpin untuk mendelegasikan setiap unitnya menjadi perwakilannya pada suatu acara. Gaya kepemimpinan delegasi dilakukan oleh pemimpin yang memiliki anggota yang telah maju.
Menurut Paul Hersey dan Ken Blancard (1996), gaya ini paling tepat untuk kesiapan pengikut tinggi (R4). Ini menekankan pada kedua sisi yaitu tingginya perilaku kerja dan perilaku hubungan dimana gaya kepemimpinan pada tahap ini cenderung mengalihkan tanggung jawab atas proses pembuatan keputusan dan pelaksanaannya. Gaya ini muncul tatkala individu atau kelompok berada pada level kompetensi yang tinggi sehubungan dengan pekerjaannya. Gaya ini efektif karena pengikut dianggap telah kompeten dan termotivasi penuh untuk mengambil tanggung jawab atas pekerjaannya. Tugas seorang pemimpin hanyalah memonitor berlangsungnya sebuah pekerjaan.
2.2 Teladan Gaya Kepemimpinan Rasulullah
Nabi Muhammad SAW adalah pemimpin terhebat sepanjang masa, karena dari kepemimpinan beliaulah dapat terciptanya suatu masyarakat yang sejahtera. Masyarakat yang selama ini kita kenal dengan istilah masyarakat madani. Masyarakat madani adalah masyarakat yang sejahtera karena peraruturan hukumnya berdiri tegak dengan adil.
Masyarakat Muslim awal disebut umat terbaik karena sifat-sifat yang menghiasi diri mereka, yaitu tidak bosan-bosan menyeru kepada hal-hal yang dianggap baik oleh masyarakat selama sejalan dengan nilai-nilai Allah (al-ma’ruf) dan mencegah kemunkaran. Selanjutnya Shihab menjelaskan, kaum Muslim awal menjadi “khairu ummah” karena mereka menjalankan amar ma’ruf sejalan dengan tuntunan Allah dan rasul-Nya. (Quraish Shihab, 2000, vol.2: 185).
Suksesnya kepemimpinan Nabi Muhammad SAW tidak terlepas dari tiga hal yaitu pemimpin yang holistic, accepted dan proven.
1. Muhammad SAW merupakan pemimpin yang holistic karena ia mampu mengembangkan leadership dalam berbagai bidang kehidupan. Kepemimpinannya mampu meresap keberbagai nuansa kehidupan melalui celah-celah yang tanpa disadari oleh manusia yang lain pada saat itu. Beliau memulai mengembangkan kepemimpinannya berawal dari dirinya sendiri (self development) ter lebih dahulu. Dari segi hukum, Muhammad SAW menjunjung tinggi keadilan. Keadilan tanpa pandang bulu. Seandainya ada keluarganya yang bersalah maka hukumpun tetap diterapkan. Tatanan kehidupan masyarakat benar-benar berubah menjadi lebih baik karena kepemimpinan beliau. Nabi Muhammad seorang pemimpin yang holistic juga terlihat dari strategi pertahanan yang diterapkan dalam masyarakat maupun peperangan. Hampir semua peperangan yang beliau pimpin selalu menang. Keamanan masyarakatnya juga diutamakan. Warga masyarakatnya benar-benar mendapat perlindungan tidak melihat apakah itu muslim maupun non muslim. Adakah saat ini pemimpin yang mampu berbuat seperti itu, atau paling tidak mendekati seperti itu.
2. Beliau adalah pemimpin yang accepted. Seorang pemimpin yang diterima dan diakui oleh semua masyarakatnya. Bahkan kepemimpinan beliau masih diterima sampai saat ini. Jika terhitung sudah berapa milyar orang yang mengakui kepemimpinannya. Terlepas dari wahyu yang disampaikan, akhlaq beliau juga patut untuk diterima dan dijadikan suri tauladan. Mencari sosok pemimpin yang diakui oleh semua masyarakat saat ini memang bukan hal yang mudah.
3. Nabi Muhammad SAW adalah pemimpin yang proven. Figur pemimpin yang terbukti telah membawa perubahan bagi masyarakat. Kepemimpinan yang selalu berorientasi pada bukti real tidak sekedar kata-kata persuatif. Pemimpin yang berorientasi kedepan. Seperti disinggung sebelumnya bahwasanya sampai saat ini kepemimpinannya masih relevan untuk diterapkan. Oleh sebab itu sangat disayangkan jika kita tidak dapat mengambil hikmah dari kepemimpinan beliau (Utsman, 2005).


III. KEPEMIMPINAN MERUPAKAN SUATU AMANAH
3.1 Kepemimpinan Yang Amanah
Hadist Rasulullah SAW: “setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT.”
Amanah sama dengan bertanggungjawab. Amanah merupakan salah satu karakteristik dari seorang mukmin yang memiliki iman dan dapat memenuhi janji. Sebagaimana yang diterangkan dalam Q.S Al-Mukminun (8): orang yang amanah artinya mau menerima tugas dan mau melaksanakannya. Dia akan bertanggungjawab atas tugas yang telah diberikan kepadanya.
Kepemimpinan dalam pandangan Islam merupakan amanah dan tanggung jawab yang tidak hanya dipertanggungjawabkan kepada anggota-anggota pemimpinnya, tetapi juga akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. Jadi, pertanggungjawaban kepemimpinan dalam Islam tidak hanya bersifat horizontal-formal sesama manusia, tetapi bersifat vertical-moral, yakni tanggung jawab kepada Allah SWT di akhirat. Hal tersebut dijelaskan dalam Al-Quran surat Al-Mu’minun:



Artinya: Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janji mereka dan orang-orang yang memelihara sholatnya, mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi surga Firdaus, mereka kekal didalamnya. (Q.S. al-Mukminun 8-11).
Dalam islam pada hakekatnya kepemimpinan itu adalah amanat Allah SWT dan amanat kaum muslimin, sehingga bukan saja di pertanggung jawabkan di dunia ini tetapi juga akan di pertanggung jawabkan di akherat kelak. Allah SWT berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu”. (an-Nisaa:59)
Oleh karena kepemimpinan itu adalah amanat maka untuk menduduki jabatan pimpinan haruslah orang yang terpilih dalam suatu forum kewenangan tunggal dan lebih qualifed dari yang lainnya, baik segi kepribadiannya maupun dari segi skillnya (Usman Muhammad Hatta, 2005). Amanah ialah suatu sifat dan sikap pribadi yang setia, tulus hati dan jujur dalam melaksanakan sesuatu yang dipercayakan kepadanya berupa harta benda, rahasia maupun tugas kewajiban . Berbagai amanah berawal dari amanah terbesar. Amanah yang disematkan Allah pada fitrah manusia. Itulah amanah hidayah, ma’rifat dan iman kepada Allah atas dasar keinginan yang bebas, usaha dan orientasi (Yaqub Hamzah, 1988).
Menurut Shobron (2009), Kepemimpinan adalah amanah, secara normative disebutkan dalam sabda Rasulullah saw ketika memberikan nasehat kepada Abu Dzar al-Ghiffari, adalah
Dari Abu Dzarr r.a, dia berkata: “Aku bertanya: ‘Ya Rasulullah, mengapa engkau tidak mempekerjakan aku (memberiku sebuah  jabatan)?’ Lanjutnya” ‘Maka (Rasulullah) menepuk pundakku dengan tangannya dan kemudian berkata: ‘Wahai Abu Dzarr, sesungguhnya engkau lemah dan sesungguhnya jabatan itu amanah, ia adalah nista dan penyesalan di hari kemudian, kecuali yang menerimanya dengan hak (sesuai aturan mainnya), dan menunaikan kewajibannya.” H.R. Muslim (An-Naisyaburi, 1992: 186-187).
Kepemimpinan dianggap sebagai amanah, kepemimpinan adalah tanggung jawab, bukan sesuatu untuk diperbutkan dengan menghalalkan segala cara. Tetapi jika diberikan amanah kepadanya ia gunakan kepemimpinanya inspirasi dan membangun kemaslahatan orang yang dipimpinya termasuk masyarakat sekitarnya. Seorang pemimpin perlu menyadari bahwa dirinya adalah “abdi” Allah, maka hendaknya dalam setiap langkah kepemimpinannya hanya menghamba kepada Allah semata. Dalam setiap langkahnya sealu “tawadhu” dan hanya menghamba kepadaNya (Santoso, 2008)
Amanah seorang pemimpin adalah berlaku adil, jujur, tanggap, dan menyejahterakan. Saat seseorang sudah diamanahi sebagai pemimpin, maka berusahalah untuk selalu menunaikan kewajibannya selaku orang yang diberi amanah. Kehidupan di dunia ini hanyalah sementara, sedangkan pertanggungjawaban seorang pemimpin, selain di dunia, juga diakhirat, nanti (Herry, 2008).
3.2 Rasulullah Adalah Pemimpin Yang Amanah

Rasulullah SAW  adalah pemimpin yang memenuhi fitrah manusia sejagat melalui sifat-sifat mulia seperti amanah, siddiq, tabligh dan fatanah. Menurut sirah, sebelum dari kerasulannya pemimpin Quraish pernah memberi gelaran “al-Amin” kerana keunggulan Baginda dalam memberi perkhidmatan cemerlang kepada masyarakat. Gelaran “ al-Amin” ini telah membangkitkan rasa kasih sayang berterusan sebahagian besar masyarakat Quraish kepada Baginda.
Kepimpinan Rasulullah SAW yang mengasihi umatnya, sehinggakan di waktu sakaratulmaut pun Baginda masih terkenang mengenai nasib umatnya di dunia ini dengan keluhan yang berat. Berulang kali Baginda menyebut umatku! umatku! umatku!. Apa yang tidak terjangkau oleh fikiran kita ialah keunggulan kepimpinan Rasulullah SAW membawa kepada terselamatnya umat Islam dari azab Allah SWT .Sebagaimana sabda  Rasulullah SAW:  “Kita (umat Muhammad) adalah yang terakhir (datang ke dunia) tetapi yang terdahulu (diadili) pada hari kiamat. Kita adalah yang paling dahulu masuk syurga, padahal mereka diberi kitab lebih dahulu daripada kita sedangkan kita sesudah mereka”.(Riwayat al-Bukhari).
Sifat amanah yang dimiliki Rasulullah seperti inilah yang seharusnya ada pada pemimpin kita saat ini. Karena pemimpin yang amanah dan bertanggungjawab dapat memelihara negaranya dengan baik. Pemimpin yang seperti itu dapat menciptakan suatu masyarakat yang sejahtera seperti masyarakat islam yang pertama kali terbentuk. Jika masyarakat sejahtera, maka dunia ini akan terjaga dari kehancuran. Karena itulah sebagai seorang khalifah (pemimpin) di bumi ini, kita harus memiliki sifat amanah sperti yang dimiliki oleh Rasulullah SAW.


























IV. KEPEMIMPINAN YANG DEKAT DENGAN ALLAH DAN EFISIEN

4.1 Kepemimpinan Yang Dekat Dengan Allah
Manusia diciptakan dibumi ini memiliki dua tujuan hidup yaitu, sebagai adbullah (mengabdi pada Allah) dan sebagai kahlifah (pemimpin). Sebagai Abdullah manusia hanya sebagai hamba Allah yang harus patuh kepada-Nya dengan jalan rajin beribadah untuk mendapatkan barokah (kemudahan hidup) dari-Nya. Sedangkan sebagai khalifah (pemimpin), manusia ditugaskan oleh Allah untuk mengelola alam semesta ini dan sebagai seorang pemimpin pula manusia harus bisa bertanggungjawab atas tugasnya tersebut.
Tujuan hidup manusia di alam semesta ini hanya ada dua, yaitu:
1. Tujuan jangka pendek
Negeri yang indah, subur makmur dan dilindungi oleh Allah SWT adalah tujuan jangka pendek manusia hidup di bumi ini. Karena setiap manusia menginginkan kesejahteraan dan perlindungan dari Allah. Sejahtera dalam segala hal, baik secara fisik, psikologis maupun sejahtera secara rohaniah.
2. Tujuan jangka panjang
Surga menjadi tujuan jangka panjang setiap manusia di muka bumi ini. Seperti apa yang dijelaskan dalam Q.S Al-mukminun (11). Namun untuk mencapai tujuan akhir ini, manusia harus memenuhi tujuan penciptaannya terlebih dahulu yaitu sebagai Abdullah dan sebagai khalifah. Karena manusia tidak akan mendapatkan hasil yang sesuai dengan usahanya.
Penerapan hubungan dekat dengan Tuhan menurut Zuhairi (2010), Antara Tuhan dan hambaNya harus saling berkomunikasi. Hubungan antara manusia dengan Tuhan digambarkan oleh al-Qur'an begitu dekat, sehingga dengan kedekatannya, Tuhan mengetahui segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia di dunia ini, pengetahuan Tuhan tentang manusia tidak dapat dilukiskan, tapi yang pasti sekecil apapun sampai kemudian hati dan persoalan manusia selalu dalam pengawasan Tuhan, bahkan dilukiskan dalam Al-Quran yaitu;
 
Tuhan sesungguhnya selalu dekat dengan manusia sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran, Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat leher (Q.S: Qaf [50],16).
Menurut Ahmad Ibnu Hanbal (2009), agama islam mengajarkan bahwa manusia memiliki dua predikat, yaitu sebagai hamba Allah (Abdullah) dan sebagai wakil Allah (khalifahtullah) di muka bumi. Sebagai hamba Allah, manusia adalah kecil dan tak memiliki kekuasaan. Oleh karena itu, tugasnya hanya menyembah kepada-Nya. Tetapi sebagai khalifatullah, manusia diberi fungsi sangat besar, karena Allah Maha Besar maka manusia sebagai wakilnya di muka bumi memilki tanggungjawab dan otoritas yang sangat besar.
Sedangkan Azis Mansyuri (1980) menjelaskan bahwa sebagai khalifah manusia diberi tanggungjawab pengelolaan alam semesta untuk kesejahteraan umat manusia, karena alam semesta memang diciptakan Tuhan untuk manusia. Sebagai hamba Allah, manusia adalah kecil tetapi sebagai khalifah Allah, manusia memiliki fungsi yang sangat besar dalam menegakkan sendi-sendi kehidupan di muka bumi. Oleh karena itu manusia dilengkapi Tuhan dengan kelengkapan psikologis yang sangat sempurna, akal, pikiran, hati, syahwat dan hawa nafsu.
Sebagai seorang hamba Allah yang beriman, tentunya kita ingin benar-benar tulus mengabdikan hidup kita hanya kepada Allah. Jangan dilupakan bahwa kita diciptakan oleh Allah hanya untuk menyembah-Nya. Lalu bagaimana cara kita mengabdikan hidup kita kepada-Nya yaitu dengan melakukan perbuatan yang mendatangkan ridho dan ampunanNya, takut kepadaNya, dan mengarahkan pikiran-pikiran dan perkataan setara perbuatan untuk mengabdi kepada Allah. Sebagaimana Allah telah mengingatakan kita dalam Al Quran tentang bagaimana penghambaan kepadanya meliputi seluruh hidup atau kehidupan setiap orang (Faisal Saleh,dkk, 2006).
Kepemimpinan manusia ini, adalah beban yang diberikan Allah, bukan kehendak manusia itu sendiri, tetapi kehendak Dia sebagai Penguasa, Pencipta, dan pemelihara alam semesta sehingga kepemimpinannya itu harus tunduk kepada perjanjian penyerahan kekuasaan yang dipercayakan kepadanya dan dengan demikian ia adalaha manat dimana makhluk-makhluk lain kendati lebih besar fisiknya daripada manusia(Ibnu Usman Alex, 1994).

4.2 Kepemimpinan Yang Efisien
Menurut Darminta (2005) pemimpin yang efisien adalah Pemimpin yang mampu setapak demi setapak membawa kelompok untuk mengadakan perubahan hidup yang sesuai dengan tuntunan zaman. Itu berarti, kepemimpinan yang baik membawa ke proses reorientasi atau pertobatan terus menerus. Tentu itu memerlukan doa dan matiraga atau askesis, baik pada diri pemimpin maupu yang dipimpin.
Cara mengefisienkan waktu yaitu dengan cara sebagai berikut:
1. Dakwah
Dengan cara mengajak orang lain untuk berbudaya dan menjauhkannya dari keterpurukan. Dakwah tidak hanya dengan ceramah saja, tetapi juga dapat dilakukan dengan komunikasi seperti biasa. Agar orang lain tidak takut dengan ajakan kita dan dapat mengikutinya.
Tindakan kita tidak hanya disaksikan oleh Allah dan Rasul-Nya tapi juga oleh manusia lainnya. Karenanya, seorang muslim tidak hidup dalam kekosongan (kevakuman); ia senantiasa bertindak dan berinteraksi dengan lingukannya. Jadi syarat menjadi seorang muslim yang baik bukan semata-mata shalat, puasa, zikir dan tasbih; tapi manfaatnya kepada yang lain.Tugas suatu jamaah islam tidak hanya mengabdi kepada golongannya sendiri, tapi juga kepada yang lain. Golongan bukanlah tujuan ia hanya satu sarana organisasi untuk menyempurnakan tujuan. Kepentingan golongan harus selalu tunduk kepada kepentingan umat dan dunia umumnua. (Altalib, Hisham.1994)
2. Bergaul dengan baik
Memperluas pergaulan adalah menjadi suatu keharusan bagi seorang pemimpin. Karena pemimpin harus memiliki wawasan yang luas. Sehingga dengan bergaul yang baik dengan orang lain, maka akan menambah temannya dan menambah wawasannya tentang dunia luar.
Menurut Saleh Faisal (2006), sopan santun dalam perbuatan adalah tidak melakukan kezalliman terhadap hak-hak orang lain. Tidak pula bertingkah yang dapat melukai orang lain. Dan yang perlu ditekankan juga berinteraksi dengan manusia adalah bermurah hati ketika disakiti, kecuali jika kemurahan itu justru  memberikan manfaat, maka tidaklah mengapa. Sebab, kemurahan hati merrupakan sebagian dari kemuliaan akhlak yang terpuji.Salah satu adab atau sopan santun dalam berinteraksi dengan manusia adalah dengan menggunakan kehormatan untuk melayani saudaranya yang seiman. Allah SWT berfirman :
Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan maka balaslah penghormatan itu dengan lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa).sesumguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu”.(Q.S An-Nisa:86)
3. Suka membantu (suka menolong)
Perintah Allah untuk tolong-menolong sesame manusia dalam hal kebaikan dan ketaqwaan tercantum dalam Q.S Al-Maidah (2): tentang ketaqwaan dan Q.S Al-Ashr (1-3): tentang suatu kerugian akan waktu jika kita tidak saling mengingatkan dalam hal kebaikan dan kesabaran.
Dalam Alquran disebutkan :
“Dan, tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan ketakwaan. Jangan tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan pelanggaran. Dan, bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya penalty dari Allah itu amat berat.” ( Q.S. al-Maidah [5]: 2)
Jadi, jelas bahwa tolong menolong itu hanya dilakukan dalam mewujudkan kebajikan dan ketakwaan. Mewujudkan kebajikan artinya meringankan atau membebaskan orang lain dari kesulitan atau penderitaan hidupnya. Mewujudkan ketakwaan berarti menciptakan jalan yang benar, yang memberikan manfaat, bagi kemanusiaan Chodjim (2000).
4. Membaca
Umat islam memiliki A-Qur’an dan Hadist yang harus dibaca dan dipelajari. Karena dari situlah nilai-nilai kehidupan akan kita ketahui. Membaca akan menambah pengetahuan kita dan membuka jalan pikiran kita akan suatu hal atau permasalahan.
Membaca adalah suatu proses mentransfer informasi yang berupa tulisan-tulisan ke dalam pikiran dan terolah secara otomatis menjadi sebuah pengetahuan. Ketika Nabi Muhammad SAW hendak diangkat menjadi Rosul Allah, firman Allah pertama kali yang disampaikan pada beliau adalah perintah untuk membaca. Jadi dengan membaca maka pengetahuan manusia akan bertambah, keterampilan akan semakin meningkat dan tentu saja kesuksesan akan semakin mudah diraih. Allah SWT berfirman :
“Bacalahdengan (menyebut) namaTuhanmu Yang menciptakan” (Q.S Al-Alaq : 1 )















V. KEPEMIMPINAN YANG BAGUS MORALNYA DAN PROFESIONAL
5.1 Kepemimpinan Yang Bagus Moralnya
Lima nilai moral islam, yaitu:
1. Tauhid (nilai kebebasan)
Kebebasan yang dimaksud adalah bebas tidak terikat oleh materi. Bukan bebas dalam hal yang negative. Kebebasan disini berarti mengagungkan keesaan Tuhan (nilai-nilai ketuhanan).
Sesungguhnya ibadah yang diperintahkan Allah itu tidak disebut ibadah kecuali dengan mentauhidkan Allah SWT. Karena itu ibadah menjadi tidak sah jika disertai dengan syirik., dan tidaklah seseorang itu disebut ‘abd Allah kecuali dengan merealisasikan tauhid, mengesakan Allah SWT semata dalam beribadah, maka barang siapa beribadah kepada Allah, tetapi dia menyekutukan-Nya dengan yang lain, maka tidaklah ia disebut sebagai ‘abdun lillah (hamba Allah) (Azis, Abdul.2002).
2. Nikah (nilai keluarga)
Menikah adalah suatu tindakan menyelamatkan pergaulan manusia. Agar tidak terjadi perzinahan maka setiap orang tua harus menikahkan anak mereka dengan pasangannya masing-masing. Perintah akan nikah ini juga dijelaskan dalam Q.S An-Nur (32-33).
Sesungguhnya amanah untuk membangun dan memakmurkan bumi adalah tugas bersama dan bukanlah tugas individual. Kehidupan manusia tidak akan terorganisasi hingga ia mampu mengatur kehidupan keluarganya. Pernikahan disyariatkan agar individubisa menstabilkan keadaanya dan bisa membangun kehidupan di muka buminya. Allah telahberfirman :
Dia menciptakan (baginya) seorang istri agar dia merasa senang (dan tenang) kepadanya.” (al-A’araf:189)
Dengan ketenangan yang didapatkan individu dari pasangan hidupnya inilah, maka kehidupannya akan stabil dan ia pun akan mampu membangun kehidupan di muka bumi. Selain itu pula, banyak hikmah lain, khususnya yang berkaitan dengan ketenangan dengan ketenangan jiwa dan jauhnya keburukan dari diri individu yang menjadi implikasi atas suatu pernikahan. (Saleh,Faisal.2006)
3. Hayati (nilai kemanusiaan)
Nilai-nilai kemanusiaan dijelaskan oleh Q.S Al-Hujurat (13). Selain itu juga termuat dalam pancasila sila ke-2, yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Berarti dengan adanya nilai kemanusiaan ini, semua manusia di bumi adalah sederajat.
Nilai hayati atau nilai kemanusiaan adalah salah satu dari lima nilai moral Islam. Setiap jiwa layak dihargai dan tidak boleh dihilangkan secara semena-mena. Islam mengatur bagaimana menghargai jiwa manusia. Terdapat dalam surat Al-Bawarah 2:179 “Dan dalam kisas itu ada (jaminan kelangsungan) hidup (hayat) bagimu, hai orang-orang yang berakal supaya kamu bertakwa.”
4. Adil (nilai keadilan)
Adil yang dimaksud adalah proporsional, yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya. Seseorang yang berlaku adil tidak memihak pada hanya salah satu pihak saja. Tetapi dia akan pertimbangkan terlebih dahulu sesuai dengan fakta yang ada.
Pemimpin seharusnya memperlakukan manusia secara adil dan tidak berat sebelah, tidak membeda-bedakan suku bangsa, warna kulit, keturunan dan agama. Al-Qur’an memerintahkan agar kaum muslimin berlaku adil ketika berurusan dengan para penentang mereka. Adil disini adalah pimpinan tidak membeda-bedakan anggota jamaahnya. Yang salah di persalahkan dan diusahakan untuk menuntunnya dan bila perlu di maafkan, sekiranya memang itu lebih bersifat edukative dengan melihat besar kecilnya kesalahannya. Demikian pula yang benar harus dibenarkan dan diberi penghargaan menurut prestasi yang dicapai (Isham Altalib.1994).

5. Amanah (nilai kejujuran)
Amanah disini berarti jujur atau tidak bohong. Sehingga dapat dipercaya oleh orang lain yang akan memilih dia sebagai pemimpin. Karena jika seorang pemimpin berbohong maka ia akan menghancurkan anggota yang dipimpinnya.
Seorang pemimpin merupakan tauladan bagi pengikutnya. Untuk itu harus memiliki sifat amanah.
Amanah tersebut adalah dapat dipercaya dalam melaksanakan tugasnya. Kuat menanggung beban dan amanah dalam melaksanakan tugas-tugas dan kewajibannya. Rasulullah saw bersabda, Telah memberi batasan yang tegas tentang perkara besar yang tidak bisa dikerjakan kecuali bagi mereka yang kuat. (Muhammad, 2008)
5.2 Kepemimpinan Yang Profesional
Pemimpin yang professional adalah pemimpin yang ahli dalam bidangnya. Seorang pemimpin yang professional akan:
1. Bekerja dengan memiliki keahlian
Seorang pemimpin harus memiliki kepribadian dan keahlian tertentu.pada pokoknya, sifat-sifat kepribadian dan macam-macam keahlian dituntut agar dalam diri mereka yang dipimpinnya tumbuh kepercayaan. Kepercayaan itu baik berhubungan dengan tujuan dan cita-cita maupun dengan pemimpin sendiri. Pemimpin yang mempunyai kepribadian yang baik dan keahlian yang unggul menciptakan kepercayaan dalam hati mereka yang dipimpinnya. Berkat mutu kepribadian dan keahlian pemimpin itu mereka yang dipimpinnya menjadi yakin bahwa tujuan dan cita-cita yang mau dicapai baik dan bahwa pemimpin ini mampu membawa mereka ke tujuan dan cita-cita yang mau dicapai  (Mangunrahardjana.1976).

2. Bekerja dengan pengetahuan (ilmu)
Pengetahuan merupakan sekumpulan praktik yang bertujuan untuk menemukan dan memanfaatkan sumber2 daya intelektual dari organisasi,sepenuhnya mendayagunakan intelektualitas orang-orang dalam organisasi. Manjemen pengetahuan adalah tentang mencari, membukakan, membagikan dan secara bersama-sama menggunakan sumber daya yang paling berharga.Sehingga pemimpin yang memiliki pengetahuan mampu menghasilkan ide-ide, dan mengarahkannya menjadi inovasi yang sukses (Yulianto,Ali Akbar).

3. Melakukan kerjasama (komunikasi untuk menghasilkan mitra
Agama islam berjaya dan meyebar ke seluruh penjuru dunia salah satunya karena ajaran islam menyuruh umatnya untuk kerjasama dalam kebaikan. dalam sejarah awal penyebaran islam, diketahui bahwa setelah mendapat tekanan dari bangsa Quraisy, Rasulullah bersama para sahabatnya hijrah ke kota Madinah. di  kota tersebutlah kaum muslimin bekerjasama untuk membangun sebuah peradaban. ternyata, kerjasama yang dilakukan oleh para sahabat yang berhijrah dari Mekkah dengan penduduk Madinah menghasilkan kejayaan Islam dan menangnya suatu kebenaran. Demikianlah ajaran Islam menganjurkan kerjasama dalam kebaikan dan takwa, sehingga pintu kesuksesan terbuka untuk meraih kemenangan (Basyir Abu Hafbi.2009).

4. Menghargai waktu
            Hanya dengan penjadwalan waktu kita bias maju kedepan untuk mencapai cita-cita dan tiba ke tempat tujuan. Allah SWT berfirman :
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal soleh dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat nenasihati supaya menetapu kesabaran. (Al-'Ashr: 1-3)
5. Bekerja dengan sungguh-sungguh
Seorang muslim yang memiliki yang memiliki kepribadian qurani pastilah akan menunjukan etos kerja yang bersifat dan berbuat serta menghasilkan segala sesuatu secara berrsunngguh-sungguh dan tidak pernah mengrjakan sesuatu dengan setengah setengah. Keikhlasan, tekad yang kuat penguasaan ilmu serta kerja yang sungguh-sungguh adalah kunci keberhasilan hidup seseorang muslim. Dengan demikian setiapa keberhasilan dalam hidup adalah buah dari kesungguhan (Berlian K.2006).

6. Bekerja sebagai sebuah amanah (tanggungjawab)
Disinilah al-amanah menjadi salah satu prinsip penting dalam bermuamalah. Kejujuran dan profesionalisme termasuk penempatan seseorang sesuai dengan kemampuannya merupakan bagian dari prinsip al amanah dalam bisnis yang islami (Sula.2006).
7. Bekerja sebagai ibadah (motivasi)
Bekerja dan mencari nafkah bukan hanya kewajibankalangan pengusaha dan pedagang. Namun perintah yang diperuntukan untuk semua manusia sebagai bentuk kesempurnaan ciptaan yang dibekali dengan akal jasmani dan rohani. Islam menghendaki manusia untuk menggunakan potensinya. Niat awal untuk mendapat keberkahan dalam urusan rezeki adalah dengan mencari nafkah(bekerja) yang dilandasi oleh jiwa yang baik mencari ridha allah Allah.
8. Pengendalian mutu (kualitas bukan kuantitas).
Pengendalian mutu merupakan revolusi pemikiran dalam bidang manajemen. oleh karena itu, proses berpikir seluruh pegawai harus diubah; yang semula hubungannya hanya bersifat vertikal (dari atas ke bawah), sekarang juga menekankan pada komunikasi horizontal diantara divisi. Hal ini dilakukan agar pengendalian mutu dalam kepemimpinan berjalan dengan baik  (Mulianto, Sindu. 2006).






KESIMPULAN
1. Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi orang lain sehingga yang dipimpin mau mengikuti arahannya.
2. Berdasarkan kesiapan anggotanya ada empat gaya kepemimpinan, yaitu telling (instruksi), selling (menjual), participating (berpartisipasi) dan delegating (perwakilan).
3. Kepemimpinan Rasulullah adalah kepemimpinan terbaik sepanjang masa dan menjadi tauladan bagi setiap umatnya karena hanya pada masa kepemimpinan Rasulullah dapat terciptanya masyarakat madani.
4. Kepemimpinan yang amanah adalah kepemimpinan yang bertanggungjawab atas segala tugas yang dilimpahkan kepadanya, tidak hanya mau menerima tetapi juga mau melaksanakannya.
5. Rasulullah adalah seorang pemimpin yang amanah dan bertanggungjawab, karena beliau dapat mensejahterakan kaumnya dan bertanggungjawab atas semua kepercayaan yang diberikan kepada beliau
6. Manusia di muka bumi memiliki dua tugas, yaitu sebagai Abdullah (hamba Allah) dan sebagai khalifah (pemimpin) yang memiliki dua tujuan hidup, yaitu jangka panjang (surge) dan jangka pendek (negeri yang indah, subur makmur dan dilindungi Allah SWT.).
6. Pemimpin yang efisien adalah pemimpin yang tidak boros dan dapat memanfaatkan waktunya dengan baik.
7. Pemimpin yang bagus moralnya adalah yang memilki lima nilai moral dalam islam, yaitu tauhid (nilai kebebesan), nikah (nilai keluarga), hayati (nilai kehidupan), adil (nilai keadilan) dan amanah (nilai kejujuran).
8. Pemimpin yang professional adalah pemimpin yang ahli dalam bidangnya dan selalu bekerja dengan sungguh-sungguh menghargai waktu menggunkan ilmu pengetahuan serta menjadikan pekerjaan itu sebagai suatu ibadah dan amanah juga menjalin kerjasama dengan orang lain sehingga terjadinya pengendalian mutu.











DAFTAR PUSTAKA
Azis, Abdul. 2002. Pelajaran Tauhid Untuk Tingkat Lanjutan. Yayasan Al                                     Sufwa. Jakarta.
Chodjim, Achmad. 2000. Alfatihah Membuka Mata Batin dengan Surah                                         Pembuka. Penerbit Serambi. Jakarta.
Darminta, J, 2005. Kepemimpinan Religius dalam Peziarahan Hidup. Penerbit                               Kanisius. Yogyakarta.
Faisal, Saleh, dkk. 2006. Hikmah At-tasyri’ Wa-falsafatuhu. Gema Insani. Depok
Herry, Muhammad. 2008. 14 Teladan Kepemimpinan Muhammad SAW. Gema                              Insani. Jakarta
Hersey and Blancard. 1996. Situational Leadership Theory. New York University    Press. New York.
Santoso, Eko Jalu, 2008. The Wisdom of Business Sukses Berbisnis dengan Nilai-nilai Kearifan Hati Nurani. Elex Media Komputindo. Jakarta.
Shobron, Sudarno, 2009. “Khalifah dalam Dinamika Sejarah”.  Jurnal Agama Islam, Vol 5, No.1.
Tim Icce UIN Jakarta. 2000. Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani. Prenada Media: Jakarta.
Usman, Muhammad Hatta. 2005. Teori, Aplikasi, dan Ilustrasi Kepemimpinan Islam. Siti Salmah Media. Purwokerto.
Ya’qub, Hamzah. 1988. Etika Islam Pembinaan Akhlaqul Karimah. CV.Diponogoro. Bandung.