LAPORAN
PRAKTIKUM
MANAJEMEN
AGRIBISNIS PETERNAKAN
PT. TANJUNG MULYA PERKASA

OLEH
Kelompok 3 B
Anggota :
Adi Luhur Santoso D1E012321
Irindiyani D1E012062
Eni Nur’aeni D1E012068
Dede Masopah D1E012031
Siti Rochani D1E012077
M. Didan Alfiqi D1E012138
Rakhmat Arifin D1E012149
Asisten : Ayi Damayadi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
PETERNAKAN
LABORATORIUM EKONOMI PETERNAKAN
PURWOKERTO
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
MANAJEMEN AGRIBISNIS PETERNAKAN
KELOMPOK 3B
Anggota :
Adi
Luhur Santoso D1E012321
Irindiyani D1E012062
Eni
Nur’aeni D1E012068
Dede
Masopah D1E012031
Siti
Rochani D1E012077
M. Didan Alfiqi D1E012138
Rakhmat
Arifin D1E012149
Asisten : Ayi Damayadi
Diterima dan disetujui
Pada tanggal:………………………
Asisten Pendamping Koordinator
Asisten
Ayi
Damayadi Jauzi
Jihadil Haq
NIM. D1E010080 NIM.D1E010042
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat
dan hidayah-Nya sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik. Laporan
ini disusun berdasarkan hasil praktikum manajemen agribisnis, guna memenuhi
persyaratan kelulusan mata kuliah manajemen agribisnis peternakan.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu antara lain dosen mata kuliah manajemen
agribisnis peternakan, koordinator asisten dan asisten pendamping dalam praktikum
manajemen agribisnis peternakan, yang semuanya telah memberikan dukungan moril
pada kami, serta rekan-rekan semua yang tidak mungkin dapat disebutkan satu
persatu, yang telah membantu kami dalam penyusunan laporan ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa bahwa dalam laporan manajemen
agribisnis peternakan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran dan kritik guna penulisan yang lebih baik.
Akhirnya kami berharap semoga laporan ini berguna bagi kita
semua dan akan bermanfaat di kemudian hari.
Purwokerto, Desember 2013
Penulis
DAFTAR ISI
halaman
Cover......................................................................................................................... i ...................................................................................................................................
Lembar Pengesahan............................................................................................... .. ii
Kata Pengantar...................................................................................................... . iii
Daftar Isi................................................................................................................. iv
Daftar Tabel.......................................................................................................... .. v
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Tujuan....................................................................................................... 2
1.3 Waktu dan Tempat................................................................................... 2
II. PROFIL AGRIBISNIS
2.1 Gambaran
Sistem Hulu (Ketersediaan bibit)............................................ 3
2.2 Gambaran
Proses Sistem Perkandangan (On Farm)................................ 5
2.3 Gambaran Sistem Hilir Agribisnis Peternakan
..................................... 8
2.4
Gambaran Lembaga Penunjang Sistem Agribisnis ............................... 9
III. ANALISIS EKONOMI DAN SISTEM AGRIBISNIS
3.1 Biaya Tetap
dan Variabel....................................................................... 11
3.2 Penerimaan
dan Pendapatan................................................................... 12
3.3 Rentabilitas
(RE).................................................................................... 13
3.4 Break Event
Point (BEP)....................................................................... 13
IV. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1 Kesimpulan............................................................................................. 15
4.2 Rekomendasi.......................................................................................... 15
Daftar Pustaka....................................................................................................... 16
Lampiran (Foto)..................................................................................................... 17
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Biaya Tetap
dan Biaya Variabel ..........................................................
11

PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Peternakan merupakan peluang usaha yang
sangat menjanjikan, karena dalam usaha peternakan mampu menghasilkan pendapatan
yang begitu besar selain itu semua sistem manajemen dalam peternakan dapat
diterapkan, seperti manjemen ekonomi, manajemen pembibitan, manajemen
pemeliharaan, manajemen pengelolaan, manajemen pemasaran dan
manejemen-manajemen yang lain. Dari manajemen-manajemen tersebut maka seseorang
memerlukan kemampuan untuk mengelola usaha dalam bidang peternakan, karena
usaha peternakan tidak semudah yang dibayangkan, perlu melalui beberapa proses
tertentu dan harus memiliki kesabaran yang lebih. Sistem agribisnis ternak dapat di aplikasikan dalam bentuk
perusahaan agribisnis peternakan, untuk mendirikan perusahaan peternakan
memerlukan beberapa faktor pendukung, diantaranya: modal dan manajemen yang
baik.
Perkembangan dunia peternakan
saat ini khususnya dunia perunggasan di Indonesia semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan banyak
berdirinya perusahaan Peternakan perunggasan. PT. Tanjung Mulya Perkasa merupakan perusahaan
peternakan yang salah satunya bergerak di bidang breeding atau pembibitan. Perusahaan ini didirikan dengan tujuan
untuk membantu memenuhi kebutuhan daging masyarakat indonesia dengan
menyediakan ayam bibit dengan kualitas yang baik. Perusahaan yang terletak di
kabupaten Ciamis Jawa Barat ini mempunyai sembilan farm dan lima ribu plasma yang tersebar di seluruh pelosok Jawa
Barat.
Pemeliharaan kesehatan dalam usaha peternakan
unggas merupakan bagian penting dalam peningkatan produksi ternak.
Produktivitas dan reproduktivitas ternak hanya dapat dicapai secara optimal
apabila ternak dalam keadaan sehat. Oleh karena itu tatalaksana pemeliharaan
dan pengendalian kesehatan ternak merupakan salah satu prasyarat tercapainya
target produksi yang optimal. PT.
Tanjung Mulya Perkasa tersebut memiliki sistem yang sudah tersusun rapi sehingga
dapat digunakan sebagai pembelajaran agribisnis,
baik dari segi hulu maupun hilir.
1.2.Tujuan Praktikum
Praktikum bertujuan untuk mengetahui system manajemen agribisnis
dari suatu perusahaan mulai dari hulu sampai hilir yang mencakup dari
pembibitan sampai dengan pemasaran.
1.3.Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari
Minggu tanggal 30 November 2013 di daerah Panumbangan Kabupaten Ciamis Jawa
Barat.
BAB II

2.1. Gambaran Sistem Hulu Agribisnis
Peternakan
PT.
Tanjung Mulya adalah perusahaan peternakan pribadi yang bergerak di bidang pembibitan ayam dan penetasan
telur. Bibit ayam yang akan dipelihara sebagai indukan untuk menghasilkan telur
yang berkualitas dalam hal ini untuk penetasan biasanya disuplay dari beberapa perusahaan. Bibit ayam yang digunakan sebagai ayam indukan penghasil telur
adalah strain Ross 3308, Hubhard dan
Lohman. Bibit ini merupakan bibit impor yang asalnya dari luar negeri
tapi sudah banyak dikembangkan di Indonesia terutama pada daerah yang beriklim
sedang. PT. Tanjung Mulya pada saat ini memiliki populasi ayam
indukan dan calon indukan sekitar ±250.000
ekor yang semuanya tersebar dibeberapa daerah. Sebagai salah satu perusahaan
penyedia bibit ternak/DOC PT. Tanjung
Mulya juga memiliki mesin penetas telur (hatchery)
dan inkubasi. Total ada 12 unit mesin penetas telur dan juga
inkubasi yang dimiliki perusahaan ini. Semua mesin ini adalah mesin yang
diimpor langsung dari Negara pembuatnya yaitu Amerika. Rinciannya 4 unit Chick Master tipe S101 dengan kapasitas
setting 12.960 dan fullest 95.040, 6 unit Chick
Master tipe Genesis 4 dengan kapasitas setting 15.840 dan fullset 95.040,
dan 2 unit Chick Master tipe
Milennium seri Control Ultrasonic
dengan kapasitas setting 15.840 dan fullest sebesar 95.040 butir telur.
Pakan yang digunakan oleh PT. Tanjung Mulya Perkasa dibeli dari beberapa perusahaan
yang khusus menyuplay pakan
seperti PT. Comfeed ataupun lainnya. Pakan yang digunakan berbentuk complete feed, artinya pakan komplit
yang mempunyai kandungan gizi serta nutrisi yang cukup untuk ternak yang dipelihara.
Pakan yang dihabiskan perharinya adalah sebanyak 2500 Kg. Pakan ini disuplai
persiklus produksi dari beberapa perusahaan penyedia pakan.
2.2. Gambaran Proses Sistem Peternakan (On Farm)
2.2.1. Sistem Perkandangan
Sistem
perkandangan yang digunakan oleh PT. Tanjung Mulya Perkasa adalah sistem kandang darat atau lemprakan dengan sistem monitoring. Jenis kandang di PT. Tanjung Mulya Perkasa adalah open house dengan jumlah kandang
yang dimiliki begitu banyak karena memiliki beberapa farm. Farm
yang kami kunjungi memiliki 7 kandang dan semua kandang mempunyai kapasitas yang sama. Ukuran dari
tiap-tiap kandang adalah 40 x 15 m atau setara dengan 600
. Atap kandang terbuat dari
asbes agar suhu dalam kandang tetap normal (tidak lembab tidak panas), pemakaian
atap asbes dimaksudkan untuk menjaga suhu dan keadaan tetap normal karena jika
memakai genteng akan
menyebabkan suhu dalam kandang lembab ketika hujan, jika memakai seng akan
menyebabkan suhu panas ketika kemarau dan timbul bunyi bising jika hujan. Kebisingan
dan pengaruh suhu tersebut dapat
mempengaruhi produktivitas dari ayam yang dipelihara.

Kandang
ayam yang ada di farm tersebut diberi alas sekam
padi dengan tujuan agar feses
ayam dapat bercampur dengan sekam dan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik.
Pemberian alas tersebut selain
ditujukan untuk melindungi ayam indukan ataupun calon indukan yang dipelihara juga untuk mengurangi udara dingin yang disebabkan oleh
alas kandang. Bagian samping
kandang juga diberi terpal plastik yang dipasang sepanjang kandang untuk
melindungi ayam dari udara
yang dingin. Selain itu, kandang juga dilengkapi dengan blower yaitu kipas angin yang berguna untuk sirkulasi udara dalam
kandang. Lingkungan yang baik akan
mendukung produktivitas ayam yang
optimal.
Pembersihan tempat pakan dan air
minum dilakukan sebelum pemberian pakan dan air minum yang dilakukan pada pagi
hari. Sedangkan pada siang
dan sore hari jika tempat
pakan dan tempat air minum tidak kotor maka tidak perlu dibersihkan kembali, namun jika kotor maka tempat pakan dan
air minum tersebut dibersihkan kembali. Pembersihan tempat pakan dan air minum
dilakukan dengan menggunakan air bersih yang dicampur dengan desinfektan dan alat pencuci yang digunakan
adalah kain.
Pemberian air minum dilakukan dengan
menggunakan tempat air yang manual maupun yang dipasang secara otomatis. Pemberian pakan dilakukan secara bertahap sesuai dengan
umur ayam karena di farm ini tidak semua kandang memliki
umur ternak yang sama. Masing-masing
ayam diestimasikan mengkonsumsi
0,1 Kg perharinya. Pemberian
pakan dilakukan pada pagi dan sore hari.
Berikut
ini adalah denah sistem perkandangannya :
![]() |
Gambar.1
Denah Kandang
2.2.2 Sistem Kesehatan
2.2.2.1. Pemberian Vitamin dan Antibiotik
Vitamin dan antibiotik yang
diberikan layer produktif maupun calon
indukan dilakukan sesuai dengan SOP dan wabah penyakit yang sedang melanda. Pemberian
vitamin dan antibiotik ini
mulai dari periode starter sampai dengan
layer. Vitamin berguna untuk melengkapi kebutuhan gizi ternak yang
kurang tercukupi oleh pakan yang diberikan dan antibiotik diberikan guna meningkatkan daya tahan
tubuh dari ayam yang dipelihara.
Salah satu vitamin yang diberikan yaitu vitachick yang berfungsi untuk
mempercepat pertumbuhan, mencegah kekurangan vitamin, mengatasi stress, dan
mengurangi angka kematian pada anak ayam.
2.2.2.2. Vaksinasi
Vaksin adalah
suatu mikroorganisme yang telah dilemahkan (vaksin aktif) atau dimatikan
(vaksin inaktif) yang bila dimasukkan ke dalam tubuh tidak menyebabkan sakit
tetapi menimbulkan kekebalan terhadap mikroorganisme tersebut. Vaksinasi
dilakukan untuk mencegah penyakit yang dapat menyerang ternak seperti penyakit Avian Influenza (AI) oleh virus H5N1, ND, IB ataupun lainnya. Untuk mencegah penyakit ini
biasaya dilakukan vaksinasi.
Vaksin yang diberikan yaitu
bentuk virus yang sama tetapi sudah dilemahkan.
2.2.2.3 Manajemen Biosecurity
Biosecurity
artinya menjaga kesehatan makhluk hidup atau ayam dari ancaman organisme
pengganggu. Biosecurity berlaku untuk
karyawan atau tamu (yang tidak berkepentingan dilarang masuk). Management Biosecurity yang diterapkan di PT.
Tanjung Mulya Perkasa yaitu sebelum masuk perkantoran karyawan harus melalui spray atau shower yang mengandung desinfektan, kemudian sebelum masuk area
kandang harus meninggalkan pakaian luar kemudian masuk melalui spray
desinfektan. Sebelum masuk kandang karyawan harus celup kaki di bak sanitasi
dan cuci tangan dengan desinfektan. Selanjutnya, ketika di area kandang
karyawan harus menjauhkan segala macam hewan peliharaan dari area kandang dan
harus mengambil ayam mati yang tertinggal, kemudian diikat rapat selanjutnya
dibakar atau dimasukkan ke dalam disposal (lubang tempat menampungan bangkai
ayam). Untuk kendaraan, baik mobil atau kendaraan motor, jika akan masuk atau
diparkir di sekitar area farm kendaraan
harus bersih dan dilakukan spray
dengan desinfektan.
Manegement
Biosecurity yang diterapkan di
perkandangan antara lain yaitu dengan penyemprotan kandang dan lingkungan
kandang dilakukan 2 kali sehari dengan menggunakan desinfektan yang telah disediakan,
pencucian tempat pakan dan minum 2 kali sehari, serta program dan jadwal
vaksin. Hal ini sesuai dengan pendapat Cahyadi et al., (2011) mengatakan
bahwa Manajemen peternakan unggas harus didasarkan pada prinsip biosecurity yang tepat, diantaranya: (1)
melakukan kontrol dan pembatasan terhadap kontaminasi antara unggas, manusia,
dan jenis hewan lainnya, (2) melaksanakan program sanitasi dan desinfeksi
dengan melakukan program kebersihan secara rutin untuk menciptakan lingkungan kandang
yang bersih dan bebas dari hama penyakit, dan (3) melaksanakan program
vaksinasi secara tepat dan akurat dalam upaya pencegahan penyakit dengan pengobatan
secara rutin. Manajemen biosecurity
bertujuan untuk menjaga keamanan dan kesehatan peternak dan ayam sehingga dapat
mencegah penularan penyakit dari ayam ke manusia begitupun sebaliknya.
2.2.2.4 Sanitasi Kandang
Sanitasi
lebih diarahkan pada penjagaan kesehatan sedang untuk biosecurity lebih
distressingkan pada pengamanan hidup. Namun, bila dilihat dari makna
otentik kedua istilah tersebut, tetap setali tiga uang yakni sama-sama
mengandung arti preventive action
untuk pencapaian hasil usaha pemeliharaan ternak yang mumpuni menopang
sendi-sendi kehidupan peternak. Proses
sanitasi dilakukan baik pada kandang
maupun pada karyawan.
Sanitasi pada karyawan dilakukan dengan
cara sebelum masuk ke area kandang harus
melewati shower atau di semprot terlebih dahulu, pakaian
luara dimasukkan loker, kemudian ganti baju dalam dan melewati shower berikutnya. Sebelum masuk kandang
celupkan kaki dan cuci tangan dengan air. Kemudian, sanitasi kandang dilakukan
dengan cara disemprot menggunakan hand
sprayer, pada saat kandang kosong
dibersihkan dengan sapu, kapur, disemprot dengan formalin sebagai desinfektan.
Desinfeksi peralatan dengan cara dicuci bersih menggunakan deterjen kemudian
diangin-anginkan agar kering. Menurut Abidin (2002) ada tiga langkah
yang perlu dilakukan untuk mencegah terjangkitnya penyakit yang menyerang ternak khususnya unggas di suatu
peternakan, ketiga langkah tersebut adalah menjaga sanitasi kandang, mengadakan
isolasi dan mengadakan vaksinasi. Isolasi dilakukan pada ayam yang
terkena penyakit, jika ada ayam dalam suatu kandang terkena penyakit maka ayam
tersebut langsung dipindahkan ke kandang isolasi untuk menghindari penularan
penyakit. Isolasi dilakukan hingga ayam betul-betul pulih, namun jika keadaan
ayam semakin memburuk, maka ayam segera di potong.
Selain
sanitasi kandang dan sanitasi karyawan juga dilakukan sanitasi litter yaitu dengan cara karung atau sak
dipastikan sudah terdesinfeksi. Setelah sekam diterima dilakukan fumigasi di dalam gudang litter. Setelah litter disebar didalam kandang dilakukan spray desinfektan.
2.2.3. Sistem Perekonomian
Tanjung Mulya Perkasa merupakan perusahaan perseroan
terbatas (PT), sehingga segala sesuatunya biasanya berasal dari modal pemilik
dan juga modal yang didapat dari pinjaman dari Bank. Berbagai macam biaya yang
dikeluarkan untuk kebutuhan produksi diantaranya yaitu biaya tetap dan biaya
variabel.
2.2.3.1.
Analisis Break Even Point (BEP)
Analisis Break Even Point (BEP) adalah suatu
teknik analisa untuk mempelajari hubungan antarabiaya tetap, biaya variabel,
keuntungan dan volume kegiatan (Riyanto, 2001). Analisis Break Even Point digunakan dengan tujuan untuk mengetahui berapa
minimal perusahaan harus menghasilkan dan menjual produk agar minimal tidak
menderita kerugian atau titik impas yaitu untuk mengetahui keadaan suatu
perusahaan tidak memperoleh laba dan juga tidak memperoleh kerugian.
Perhitungan Break Even Point (BEP)
didasarkan atas penjualan dalam rupiah dan dalam produk.
2.2.3.2.
Biaya Tetap
Menurut Suyudi (1996), biaya
tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak tergantung pada besar kecilnya
kuantitas produksi. Bahkan bila untuk sementara waktu produksi dihentikan biaya
tetap ini tetap harus dikeluarkan dalam jumlah yang sama.
Biaya
tetap yang harus dikeluarkan PT. Tanjung Mulya Perkasa dipengaruhi oleh penyusutan beberapa
perlengkapan kandang, gaji untuk tenaga kerja tetap, bunga modal, sewa lahan.
Total biaya tetap yang harus dikeluarkan adalah sebesar Rp. 2.516.583.159,00-.
2.2.3.3.
Biaya Variabel
Biaya
variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan
kuantitas produksi yang dihasilkan, semakin besar kuantitas produksi semakin
besar pula jumlah biaya variabel yang harus dikeluarkan (Suyudi, 1996). Biaya
variabel yang harus dikeluarkan oleh Tanjung Mulya Perkasa dipengaruhi oleh biaya pembelian pakan, bahan bakar,
listrik, obat-obatan dan vaksin,sekam dan biaya produksi. Total biaya variabel yang harus dikeluarkan
adalah sebesar Rp 6.507.800.000,00-.
2.2.3.4. Analisis Efisiensi Biaya
Jumlah penerimaan dapat
digunakan untuk menentukan pendapatan. Pendapatan adalah
selisih antara penerimaan total dengan biaya-biaya yang dikeluarkan. PT. Tanjung
Mulya Perkasa mendapat pendapatan sebesar Rp.
9.405.172.151. Besarnya perhitungan Rentabilitas
Ekonomi yaitu membandingkan pendapatan yang diperoleh dengan berarti besarnya modal yang dikeluarkan Rp. 54.293.103.571 dan
dikalikan 100%, sehingga diperoleh hasil Rentabilitas
Ekonomi sebesar 17,32 %. Rasio rentabilitas
ini disebut rasio profitabilitas atau rasio keuntungan. Rentabilitas suatu perusahaan menujukan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Untuk memberikan gambaran
yang lebih jelas mengenai pengertian rentabilitas, berikut ini penjelasan
mengenai pengertian rentabilitas yang
dikemukakan oleh Harahap (2001), analisis
rasio rentabilitas atau disebut juga profitabilitas menggambarkan kemampunan
perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti
kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan
sebagainya.
Hasil analisis
menyatakan bahwa nilai rentabilitas ekonomi
> 4%, maka perusahaan tersebut dikatakan sudah layak untuk melanjutkan
usahanya karena nilai rentabilitas
sudah melebihi nilai suku bunga bank. Hal ini berarti PT. Tanjung Mulya Perkasa
dalam mengelola sumber biaya untuk mendapatkan keuntungan yang cukup besar. Sebagaimana
yang dikemukakan oleh Suad Husnan dan Enny Pudjiastuty (2004), rentabilitas ekonomi adalah rasio yang
mengukur kemampuan aktiva perusahaan memperoleh laba dari operasi perusahaan. Sedangkan menurut Hanafi (2003), rentabilitas ekonomi adalah mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total aset (kekayaan)
yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai
aset tersebut.
2.3. Gambaran Sistem Hilir
Agribisnis Peternakan
2.3.1 Pemasaran dan Distribusi
Ruang lingkup
pemasaran PT. Tanjung Mulya Perkasa meliputi wilayah Parahyangan Timur,
seperti DOC dan ayam afkir yang
dipasarkan ke daerah Bandung, Ciamis, Tasikmalaya, Garut dan Banjarpatroman.
2.4 Gambaran Lembaga Penunjang Sistem
Agribisnis
2.4.1 Perbankan
Perbankan disini berperan sebagai
penyuplai modal untuk kebutuhan produksi PT Tanjung Mulya Perkasa selain modal
yang berasal dari pemilik. Kegiatan produksi untuk usaha sebesar usaha Tanjung
Mulya Perkasa tentu membutuhkan dana yang cukup besar. Untuk itu suplai dana
dari perbankan sangat menunjang dan mendukung kegiatan produksi itu sendiri.


ANALISIS EKONOMI SISTEM AGRIBISNIS
Uraian
|
Jumlah
|
Daya
Tahan (thn)
|
NB
(Rp)
|
NS
(Rp)
|
Penyusutan
(Rp)
|
|
Kandang
|
7
|
10
|
280.000.000
|
40.000.000
|
24.500.000
|
|
Bangunan
|
2
|
20
|
150.000.000
|
50.000.000
|
5.000.000
|
|
Tempat Minum
|
1923
|
3
|
28.845.000
|
9.615.000
|
6.410.000
|
|
Tempat Pakan
|
1923
|
3
|
28.845.000
|
9.615.000
|
6.410.000
|
|
Tanah
|
17000
![]() |
-
|
1.821.428.571
|
-
|
-
|
|
DOC PS
|
17.300
ekor
|
1
|
51.900.000.000
|
10.380.000
|
41.520.000
|
|
Sangkar Seng
|
150
|
10
|
22.500.000
|
1.800.000
|
2.070.000
|
|
Blower
|
14
|
5
|
21.000.000
|
2.900.000
|
3.620.000
|
|
Tower
|
1
|
10
|
1.000.000
|
175.000
|
82.500
|
|
Pompa Listrik
|
1
|
3
|
1.000.000
|
150.000
|
23.700
|
|
Egg Tray
|
524
|
3
|
5.240.000
|
611.300
|
1.524.900
|
|
Timbangan
|
2
|
3
|
2.000.000
|
350.000
|
45.800
|
|
Lampu
|
123
|
1,5
|
1.230.000
|
138.600
|
727.600
|
|
Tirai
|
7
kandang
|
3
|
29.865.000
|
10.860.000
|
6.335.000
|
|
Tong
|
3
|
3
|
150.000
|
25.500
|
41.500
|
|
Jumlah
|
|
54.293.103.571
|
136.620.400
|
98.311.000
|
Tabel Analisis Keuangan
3.1 Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Tabel 1. Biaya Tetap dan
Biaya Variabel
Total Penyusutan Perperiode Pemeliharaan
Penyusutan perbulan
|
=
|
Rp. 98.311.000 : 12
|
|
=
|
Rp. 8.192.583
|
Penyusutan perperiode
|
=
|
Rp. 8.192.583 x 15 bulan
|
|
=
|
Rp. 122. 888.745
|
Gaji Tenaga Kerja Tetap
Manajer
|
1 x 15 bulan x Rp. 2.500.000
|
= Rp. 37.500.000
|
Supervisor
|
1 x 15 bulan x Rp. 2.000.000
|
= Rp. 30.000.000
|
Administrasi
|
1 x 15 bulan x Rp. 1.500.000
|
= Rp. 22.500.000
|
|
|
= Rp. 90.000.000
|
Pajak
Pajak (50% x 25% x Penerimaan)
|
=
|
(50% x 25% x Rp. 18.429.555.310)
|
|
=
|
Rp. 2.303.694.414
|
3.1.1 Biaya Tetap
a.
Penyusutan
|
=
|
Rp. 122.888.745
|
b.
Tenaga Kerja
|
=
|
Rp. 90.000.000
|
c.
Pajak
|
=
|
Rp. 2.303.694.414 +
|
Rp. 2.516.583.159
3.1.2 Biaya Variabel
a.
Vaksin dan obat
|
=
|
Rp. 150.000.000
|
b.
Pakan
(2500 kg x Rp. 6.700 x 365 hari)
|
=
|
Rp 6.113.750.000
|
d.
Listrik
(Rp. 700.000 x 15 bulan)
|
=
|
Rp.
10.500.000
|
e.
Sekam alas
(4500 sak x Rp. 2.500)
|
=
|
Rp.
11.250.000
|
f. Pekerja
kandang
(Rp. 850.000 x 22 orang)
|
=
|
Rp.
224.400.000 +
Rp. 6.507.800.000
|
3.1.3 Biaya Variabel Per Unit
Biaya variabel per unit = Biaya
Variabel
Produk Terjual (Produk Pokok)
= Rp. 6.507.800.000
3.102.500 butir
= Rp. 2097,60
3.2 Penerimaan dan Pendapatan
3.2.1 Penerimaan
a. Produk pokok
Telur = 50% x 17.000 x 365 hari
= 3.102.500 x Rp. 4.700
= Rp. 14.581.750.000
Produk pokok telur per periode = (Rp.
14.581.750.000 : 12) x 15
= Rp. 1.215.145.833 x 15
= Rp. 18.227.187.500
b. Produk sampingan
Penjualan kotoran ayam = (4500 kg x Rp. 1.500 : 12) x 15
= Rp. 562.500 x 15
= Rp. 8.437.500
Penjualan
ayam afkir =
3 ekor/kandang x 7 kandang x 365 hari
x
Rp. 20.250/ekor
=
Rp. 155.216.250
Penjualan ayam afkir per
periode = (Rp. 155.216.250 : 12) x 15
=
Rp 12.934.687 x 15
= Rp. 194.020.312
Total produk sampingan =
Penjualan
kotoran ayam + Penjualan ayam afkir
= Rp.
8.437.500 + Rp. 194.020.312
=
Rp.
202.367.812
Total Penerimaan = Produk Utama + Produk Sampingan
= Rp. 18.227.187.500 + Rp. 202.367.812
= Rp. 18.429.555.310
3.2.2 Keuntungan
Keuntungan = Total Penerimaan – Total Biaya
= Rp. 18.429.555.310 – Rp. 9.024.383.159
= Rp. 9.405.172.151
3.3 Efisiensi Ekonomi
Rentabilitas (RE) = Laba / Modal x 100 %
= Rp.
9.405.172.151 / Rp. 54.293.103.571 x
100 %
= 17,32 %
3.4 Break Even Point (BEP)
a.
![]() |
|
|
|
|
|
|
|

= 966.801 butir telur produk
b.
|


|
|

![]() |
= Rp
4.493.898.498


KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum di
PT. Tanjung Mulya Perkasa,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut, secara keseluruhan tata laksana
pemeliharaan yang terdapat di PT. Tanjung Mulya Perkasa cukup efisien namun masih ada kekurangan yang
harus diperbaiki yaitu dalam hal sanitasi kandang. Kegiatan usaha yang
dijalankan PT. Tanjung Mulya Perkasa sudah berjalan dengan baik dan tingkat pemasarannya juga luas. Pendapatan per satu periode
produksi yaitu sebesar Rp. 9.405.172.151. Nilai BEP perusahaan dalam satuan rupiah yaitu sebesar Rp
4.493.898.498 dimana nilai BEP dalam satuan rupiah tersebut masih rendah
dibandingkan dengan nilai penerimaan perusahaan, sehingga usahanya layak untuk
dilanjutkan. Evaluasi menejemen untuk PT. Tanjung Mulya Perkasa diperoleh
dengan cara membandingkan fungsi manajemen produksi, sumberdaya manusia,
keuangan dan pemasaran. PT. Tanjung Mulya Perkasa memperoleh skor 3 (baik),
karena fungsi manajemen sudah berjalan dengan baik, tata laksana pemeliharaan
juga sudah berjalan dengan baik dan dari segi pendapatan sudah memenuhi
kriteria yang baik serta proses pemasaran dari perusahaan sudah berjalan dengan
baik.
4.2. Rekomendasi
1. Sebaiknya
sanitasi lingkungan dan tata laksana pemeliharaan lebih diperhatikan dan ditingkatkan.
2. Perawatan kandang lebih diperhatikan supaya
kesehatan ternak lebih terjaga.
3. Sebaiknya praktikan diberi data analisis
ekonomi agar perhittungan lebih bisa dipertanggungjawabkan.
DAFTAR
PUSTAKA

Abidin, Zainal. 2002. Meningkatkan Produktifitas Ayam
Ras Pedaging. Jakarta : Agromedia.
Cahyadi, Danang Dwi. “Mochammad Rifqi Wijaya, Nurida
Dessalma S, Pradipta Nuri Adiyati. Sistem Kandang Tertutup Dalam Manajemen
Peternakan Unggas”. Aceh
Development International Conference 2011. IPB (Institut Pertanian Bogor).
Bogor.
Hanafi, Mahmud M. 2003. Analisis Laporan Keuangan. UPP AMK YKPN. Yogyakarta.
Harahap, Sofyan Syafri. 2001. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. Yayasan Peberbit Gajah Mada. Yogyakarta.
Suad, Husnan dan Enny Pudjiastuty. 2004. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan,
Edisi 3. Penerbit AMP YKPN. Yogyakarta.
LAMPIRAN FOTO















Tidak ada komentar:
Posting Komentar