Selasa, 20 Mei 2014

LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN AGRIBISNIS TERNAK



LAPORAN PRAKTIKUM
MANAJEMEN AGRIBISNIS PETERNAKAN

PT. TANJUNG MULYA PERKASA



logo unsoed 3.png



OLEH
Kelompok 3 B

Anggota :
                                   
                                    Adi Luhur Santoso               D1E012321
                                    Irindiyani                               D1E012062
                                    Eni Nur’aeni                          D1E012068
                                    Dede Masopah                       D1E012031
                                    Siti Rochani                           D1E012077
                                    M. Didan Alfiqi                     D1E012138
                                    Rakhmat Arifin                     D1E012149

Asisten : Ayi Damayadi







KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PETERNAKAN
LABORATORIUM EKONOMI PETERNAKAN
PURWOKERTO
2013




LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
MANAJEMEN AGRIBISNIS PETERNAKAN






                                                           
KELOMPOK 3B
Anggota :
                                   
                                    Adi Luhur Santoso               D1E012321
                                    Irindiyani                               D1E012062
                                    Eni Nur’aeni                         D1E012068
                                    Dede Masopah                       D1E012031
                                    Siti Rochani                           D1E012077
                                    M. Didan Alfiqi                     D1E012138
                                    Rakhmat Arifin                     D1E012149

                                              Asisten : Ayi Damayadi







Diterima dan disetujui
Pada tanggal:………………………






Asisten Pendamping                                                          Koordinator Asisten






   Ayi Damayadi                                                                     Jauzi Jihadil Haq
   NIM. D1E010080                                                               NIM.D1E010042





KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik. Laporan ini disusun berdasarkan hasil praktikum manajemen agribisnis, guna memenuhi persyaratan kelulusan mata kuliah manajemen agribisnis peternakan.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu antara lain dosen mata kuliah manajemen agribisnis peternakan, koordinator asisten dan asisten pendamping dalam praktikum manajemen agribisnis peternakan, yang semuanya telah memberikan dukungan moril pada kami, serta rekan-rekan semua yang tidak mungkin dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu kami dalam penyusunan laporan ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa bahwa dalam laporan manajemen agribisnis peternakan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik guna penulisan yang lebih baik.
Akhirnya kami berharap semoga laporan ini berguna bagi kita semua dan akan bermanfaat di kemudian hari.

                                                                                            Purwokerto,  Desember 2013  
                                                                               



                                                                                                           Penulis











DAFTAR ISI

halaman
Cover......................................................................................................................... i                                                ...................................................................................................................................                                    
Lembar Pengesahan............................................................................................... .. ii
Kata Pengantar...................................................................................................... . iii
Daftar Isi................................................................................................................. iv
Daftar Tabel.......................................................................................................... .. v

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Tujuan....................................................................................................... 2
1.3 Waktu dan Tempat................................................................................... 2

II. PROFIL AGRIBISNIS
2.1 Gambaran Sistem Hulu (Ketersediaan bibit)............................................ 3
2.2 Gambaran Proses Sistem Perkandangan (On Farm)................................ 5
2.3 Gambaran Sistem Hilir Agribisnis Peternakan .....................................   8
2.4 Gambaran Lembaga Penunjang Sistem Agribisnis ...............................  9

III. ANALISIS EKONOMI DAN SISTEM AGRIBISNIS
3.1 Biaya Tetap dan Variabel....................................................................... 11
3.2 Penerimaan dan Pendapatan................................................................... 12
3.3 Rentabilitas (RE).................................................................................... 13
3.4 Break Event Point (BEP)....................................................................... 13

IV. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1 Kesimpulan............................................................................................. 15
4.2 Rekomendasi.......................................................................................... 15

Daftar Pustaka....................................................................................................... 16
Lampiran (Foto)..................................................................................................... 17















DAFTAR TABEL


Tabel 1 Biaya Tetap dan  Biaya Variabel .......................................................... 11
                                                                                                             














BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
 Peternakan merupakan peluang usaha yang sangat menjanjikan, karena dalam usaha peternakan mampu menghasilkan pendapatan yang begitu besar selain itu semua sistem manajemen dalam peternakan dapat diterapkan, seperti manjemen ekonomi, manajemen pembibitan, manajemen pemeliharaan, manajemen pengelolaan, manajemen pemasaran dan manejemen-manajemen yang lain. Dari manajemen-manajemen tersebut maka seseorang memerlukan kemampuan untuk mengelola usaha dalam bidang peternakan, karena usaha peternakan tidak semudah yang dibayangkan, perlu melalui beberapa proses tertentu dan harus memiliki kesabaran yang lebih. Sistem agribisnis ternak dapat di aplikasikan dalam bentuk perusahaan agribisnis peternakan, untuk mendirikan perusahaan peternakan memerlukan beberapa faktor pendukung, diantaranya: modal dan manajemen yang baik.
Perkembangan dunia peternakan saat ini khususnya dunia perunggasan di Indonesia semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan banyak berdirinya perusahaan Peternakan perunggasan. PT. Tanjung Mulya Perkasa merupakan perusahaan peternakan yang salah satunya bergerak di bidang breeding atau pembibitan. Perusahaan ini didirikan dengan tujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan daging masyarakat indonesia dengan menyediakan ayam bibit dengan kualitas yang baik. Perusahaan yang terletak di kabupaten Ciamis Jawa Barat ini mempunyai sembilan farm dan lima ribu plasma yang tersebar di seluruh pelosok Jawa Barat.  
Pemeliharaan kesehatan dalam usaha peternakan unggas merupakan bagian penting dalam peningkatan produksi ternak. Produktivitas dan reproduktivitas ternak hanya dapat dicapai secara optimal apabila ternak dalam keadaan sehat. Oleh karena itu tatalaksana pemeliharaan dan pengendalian kesehatan ternak merupakan salah satu prasyarat tercapainya target produksi yang optimal. PT. Tanjung Mulya Perkasa tersebut memiliki sistem yang sudah tersusun rapi sehingga dapat digunakan sebagai pembelajaran agribisnis, baik dari segi hulu maupun hilir.
1.2.Tujuan Praktikum
            Praktikum bertujuan untuk mengetahui system manajemen agribisnis dari suatu perusahaan mulai dari hulu sampai hilir yang mencakup dari pembibitan sampai dengan pemasaran.

1.3.Waktu dan Tempat
            Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 30 November 2013 di daerah Panumbangan Kabupaten Ciamis Jawa Barat.






















BAB II
PROFIL AGRIBISNIS
2.1.  Gambaran Sistem Hulu Agribisnis Peternakan
PT. Tanjung Mulya adalah perusahaan peternakan pribadi yang bergerak di bidang pembibitan ayam dan penetasan telur. Bibit ayam yang akan dipelihara sebagai indukan untuk menghasilkan telur yang berkualitas dalam hal ini untuk penetasan biasanya disuplay dari beberapa perusahaan. Bibit ayam yang digunakan sebagai ayam indukan penghasil telur adalah strain Ross 3308, Hubhard dan Lohman. Bibit ini merupakan bibit impor yang asalnya dari luar negeri tapi sudah banyak dikembangkan di Indonesia terutama pada daerah yang beriklim sedang. PT. Tanjung Mulya pada saat ini memiliki populasi ayam indukan dan calon indukan sekitar ±250.000 ekor yang semuanya tersebar dibeberapa daerah. Sebagai salah satu perusahaan penyedia bibit ternak/DOC PT. Tanjung Mulya juga memiliki mesin penetas telur (hatchery) dan inkubasi.  Total  ada 12 unit mesin penetas telur dan juga inkubasi yang dimiliki perusahaan ini. Semua mesin ini adalah mesin yang diimpor langsung dari Negara pembuatnya yaitu Amerika. Rinciannya 4 unit Chick Master tipe S101 dengan kapasitas setting 12.960 dan fullest 95.040, 6 unit Chick Master tipe Genesis 4 dengan kapasitas setting 15.840 dan fullset 95.040, dan 2 unit Chick Master tipe Milennium seri Control Ultrasonic dengan kapasitas setting 15.840 dan fullest sebesar 95.040 butir telur.
Pakan yang digunakan oleh PT. Tanjung Mulya Perkasa dibeli dari beberapa perusahaan yang khusus menyuplay pakan seperti PT. Comfeed ataupun lainnya. Pakan yang digunakan berbentuk complete feed, artinya pakan komplit yang mempunyai kandungan gizi serta nutrisi yang cukup untuk ternak yang dipelihara. Pakan yang dihabiskan perharinya adalah sebanyak 2500 Kg. Pakan ini disuplai persiklus produksi dari beberapa perusahaan penyedia pakan.
2.2.       Gambaran Proses Sistem Peternakan (On Farm)
2.2.1. Sistem Perkandangan
Sistem perkandangan yang digunakan oleh PT. Tanjung Mulya Perkasa adalah sistem kandang darat atau lemprakan  dengan sistem monitoring.  Jenis kandang di PT. Tanjung Mulya Perkasa adalah open house dengan jumlah kandang yang dimiliki begitu banyak karena memiliki beberapa farm. Farm yang kami kunjungi memiliki 7 kandang dan semua kandang mempunyai kapasitas yang sama. Ukuran dari tiap-tiap kandang adalah 40 x 15 m atau setara dengan 600 . Atap kandang terbuat dari asbes agar suhu dalam kandang tetap normal (tidak lembab tidak panas), pemakaian atap asbes dimaksudkan untuk menjaga suhu dan keadaan tetap normal karena jika memakai genteng akan menyebabkan suhu dalam kandang lembab ketika hujan, jika memakai seng akan menyebabkan suhu panas ketika kemarau dan timbul bunyi bising jika hujan. Kebisingan dan pengaruh suhu tersebut dapat mempengaruhi produktivitas dari ayam yang dipelihara.
Kandang ayam yang ada di farm tersebut diberi alas sekam padi dengan tujuan agar feses ayam dapat bercampur dengan sekam dan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Pemberian alas tersebut selain ditujukan untuk melindungi ayam indukan ataupun calon indukan yang dipelihara juga untuk mengurangi udara dingin yang disebabkan oleh alas kandang. Bagian samping kandang juga diberi terpal plastik yang dipasang sepanjang kandang untuk melindungi ayam dari udara yang dingin. Selain itu, kandang juga dilengkapi dengan blower yaitu kipas angin yang berguna untuk sirkulasi udara dalam kandang. Lingkungan yang baik akan mendukung produktivitas ayam yang optimal.
Pembersihan tempat pakan dan air minum dilakukan sebelum pemberian pakan dan air minum yang dilakukan pada pagi hari. Sedangkan pada siang dan sore hari jika tempat pakan dan tempat air minum tidak kotor maka tidak perlu dibersihkan kembali, namun jika kotor maka tempat pakan dan air minum tersebut dibersihkan kembali. Pembersihan tempat pakan dan air minum dilakukan dengan menggunakan air bersih yang dicampur dengan desinfektan dan alat pencuci yang digunakan adalah kain.
            Pemberian air minum dilakukan dengan menggunakan tempat air yang manual maupun yang dipasang secara otomatis. Pemberian pakan dilakukan secara bertahap sesuai dengan umur ayam karena di farm ini tidak semua kandang memliki umur ternak yang sama. Masing-masing ayam diestimasikan mengkonsumsi 0,1 Kg perharinya. Pemberian pakan dilakukan pada pagi dan sore hari.
Berikut ini adalah denah sistem perkandangannya :


 



















                                                           
                                                    Gambar.1 Denah Kandang
2.2.2 Sistem Kesehatan
2.2.2.1. Pemberian Vitamin dan Antibiotik
Vitamin dan antibiotik yang diberikan layer produktif maupun calon indukan dilakukan sesuai dengan SOP dan wabah penyakit yang sedang melanda. Pemberian vitamin dan antibiotik ini mulai dari periode starter sampai dengan layer. Vitamin berguna untuk melengkapi kebutuhan gizi ternak yang kurang tercukupi oleh pakan yang diberikan dan antibiotik diberikan guna meningkatkan daya tahan tubuh dari ayam yang dipelihara. Salah satu vitamin yang diberikan yaitu vitachick yang berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan, mencegah kekurangan vitamin, mengatasi stress, dan mengurangi angka kematian pada anak ayam.
2.2.2.2. Vaksinasi
Vaksin adalah suatu mikroorganisme yang telah dilemahkan (vaksin aktif) atau dimatikan (vaksin inaktif) yang bila dimasukkan ke dalam tubuh tidak menyebabkan sakit tetapi menimbulkan kekebalan terhadap mikroorganisme tersebut. Vaksinasi dilakukan untuk mencegah penyakit yang dapat menyerang ternak seperti penyakit Avian Influenza (AI) oleh virus H5N1, ND, IB  ataupun lainnya. Untuk mencegah penyakit ini biasaya dilakukan vaksinasi. Vaksin yang diberikan yaitu bentuk virus yang sama tetapi sudah dilemahkan.
2.2.2.3 Manajemen Biosecurity
Biosecurity artinya menjaga kesehatan makhluk hidup atau ayam dari ancaman organisme pengganggu. Biosecurity berlaku untuk karyawan atau tamu (yang tidak berkepentingan dilarang masuk). Management Biosecurity yang diterapkan di PT. Tanjung Mulya Perkasa yaitu sebelum masuk perkantoran karyawan harus melalui spray atau shower yang mengandung desinfektan, kemudian sebelum masuk area kandang harus meninggalkan pakaian luar kemudian masuk melalui spray desinfektan. Sebelum masuk kandang karyawan harus celup kaki di bak sanitasi dan cuci tangan dengan desinfektan. Selanjutnya, ketika di area kandang karyawan harus menjauhkan segala macam hewan peliharaan dari area kandang dan harus mengambil ayam mati yang tertinggal, kemudian diikat rapat selanjutnya dibakar atau dimasukkan ke dalam disposal (lubang tempat menampungan bangkai ayam). Untuk kendaraan, baik mobil atau kendaraan motor, jika akan masuk atau diparkir di sekitar area farm kendaraan harus bersih dan dilakukan spray dengan desinfektan.     
Manegement Biosecurity yang diterapkan di perkandangan antara lain yaitu dengan penyemprotan kandang dan lingkungan kandang dilakukan 2 kali sehari dengan menggunakan desinfektan yang telah disediakan, pencucian tempat pakan dan minum 2 kali sehari, serta program dan jadwal vaksin. Hal ini sesuai dengan pendapat Cahyadi et al., (2011) mengatakan bahwa Manajemen peternakan unggas harus didasarkan pada prinsip biosecurity yang tepat, diantaranya: (1) melakukan kontrol dan pembatasan terhadap kontaminasi antara unggas, manusia, dan jenis hewan lainnya, (2) melaksanakan program sanitasi dan desinfeksi dengan melakukan program kebersihan secara rutin untuk menciptakan lingkungan kandang yang bersih dan bebas dari hama penyakit, dan (3) melaksanakan program vaksinasi secara tepat dan akurat dalam upaya pencegahan penyakit dengan pengobatan secara rutin. Manajemen biosecurity bertujuan untuk menjaga keamanan dan kesehatan peternak dan ayam sehingga dapat mencegah penularan penyakit dari ayam ke manusia begitupun sebaliknya.
2.2.2.4  Sanitasi Kandang  
Sanitasi lebih diarahkan pada penjagaan kesehatan sedang untuk biosecurity lebih distressingkan pada pengamanan hidup. Namun, bila dilihat dari  makna otentik kedua istilah tersebut, tetap setali tiga uang yakni sama-sama mengandung arti preventive action untuk pencapaian hasil usaha pemeliharaan ternak yang mumpuni menopang sendi-sendi kehidupan peternak. Proses sanitasi dilakukan baik pada kandang maupun pada karyawan.
Sanitasi pada karyawan dilakukan dengan cara sebelum masuk  ke area kandang harus melewati shower  atau di semprot terlebih dahulu, pakaian luara dimasukkan loker, kemudian ganti baju dalam dan melewati shower berikutnya. Sebelum masuk kandang celupkan kaki dan cuci tangan dengan air. Kemudian, sanitasi kandang dilakukan dengan cara disemprot menggunakan hand sprayer, pada saat kandang kosong dibersihkan dengan sapu, kapur, disemprot dengan formalin sebagai desinfektan. Desinfeksi peralatan dengan cara dicuci bersih menggunakan deterjen kemudian diangin-anginkan agar kering. Menurut Abidin (2002) ada tiga langkah yang perlu dilakukan untuk mencegah terjangkitnya penyakit yang menyerang ternak khususnya unggas di suatu peternakan, ketiga langkah tersebut adalah menjaga sanitasi kandang, mengadakan isolasi dan mengadakan vaksinasi. Isolasi dilakukan pada ayam yang terkena penyakit, jika ada ayam dalam suatu kandang terkena penyakit maka ayam tersebut langsung dipindahkan ke kandang isolasi untuk menghindari penularan penyakit. Isolasi dilakukan hingga ayam betul-betul pulih, namun jika keadaan ayam semakin memburuk, maka ayam segera di potong.
Selain sanitasi kandang dan sanitasi karyawan juga dilakukan sanitasi litter yaitu dengan cara karung atau sak dipastikan sudah terdesinfeksi. Setelah sekam diterima dilakukan fumigasi di dalam gudang litter. Setelah litter disebar didalam kandang dilakukan spray desinfektan.
2.2.3. Sistem Perekonomian
Tanjung Mulya Perkasa merupakan perusahaan perseroan terbatas (PT), sehingga segala sesuatunya biasanya berasal dari modal pemilik dan juga modal yang didapat dari pinjaman dari Bank. Berbagai macam biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan produksi diantaranya yaitu biaya tetap dan biaya variabel.
2.2.3.1.     Analisis Break Even Point (BEP)
Analisis Break Even Point (BEP) adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antarabiaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan (Riyanto, 2001). Analisis Break Even Point digunakan dengan tujuan untuk mengetahui berapa minimal perusahaan harus menghasilkan dan menjual produk agar minimal tidak menderita kerugian atau titik impas yaitu untuk mengetahui keadaan suatu perusahaan tidak memperoleh laba dan juga tidak memperoleh kerugian. Perhitungan Break Even Point (BEP) didasarkan atas penjualan dalam rupiah dan dalam produk.
2.2.3.2.     Biaya Tetap
Menurut Suyudi (1996), biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak tergantung pada besar kecilnya kuantitas produksi. Bahkan bila untuk sementara waktu produksi dihentikan biaya tetap ini tetap harus dikeluarkan dalam jumlah yang sama.
Biaya tetap yang harus dikeluarkan PT. Tanjung Mulya Perkasa dipengaruhi oleh penyusutan beberapa perlengkapan kandang, gaji untuk tenaga kerja tetap, bunga modal, sewa lahan. Total biaya tetap yang harus dikeluarkan adalah sebesar Rp. 2.516.583.159,00-.
2.2.3.3.     Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan kuantitas produksi yang dihasilkan, semakin besar kuantitas produksi semakin besar pula jumlah biaya variabel yang harus dikeluarkan (Suyudi, 1996). Biaya variabel yang harus dikeluarkan oleh Tanjung Mulya Perkasa dipengaruhi oleh biaya pembelian pakan, bahan bakar, listrik, obat-obatan dan vaksin,sekam dan biaya produksi. Total biaya variabel yang harus dikeluarkan adalah sebesar Rp 6.507.800.000,00-.
2.2.3.4. Analisis Efisiensi Biaya
Jumlah penerimaan dapat digunakan untuk menentukan pendapatan. Pendapatan adalah selisih antara penerimaan total dengan biaya-biaya yang dikeluarkan. PT. Tanjung Mulya Perkasa mendapat pendapatan sebesar Rp. 9.405.172.151. Besarnya perhitungan Rentabilitas Ekonomi yaitu membandingkan pendapatan yang diperoleh dengan berarti besarnya modal yang dikeluarkan Rp. 54.293.103.571 dan dikalikan 100%, sehingga diperoleh hasil Rentabilitas Ekonomi sebesar 17,32 %. Rasio rentabilitas ini disebut rasio profitabilitas atau rasio keuntungan. Rentabilitas suatu perusahaan menujukan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai pengertian rentabilitas, berikut ini penjelasan mengenai pengertian rentabilitas yang dikemukakan oleh Harahap (2001), analisis rasio rentabilitas atau disebut juga profitabilitas menggambarkan kemampunan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang  dan sebagainya.
Hasil analisis menyatakan bahwa nilai rentabilitas ekonomi > 4%, maka perusahaan tersebut dikatakan sudah layak untuk melanjutkan usahanya karena nilai rentabilitas sudah melebihi nilai suku bunga bank. Hal ini berarti PT. Tanjung Mulya Perkasa dalam mengelola sumber biaya untuk mendapatkan keuntungan yang cukup besar. Sebagaimana  yang dikemukakan oleh Suad Husnan dan Enny Pudjiastuty (2004), rentabilitas ekonomi adalah rasio yang mengukur kemampuan aktiva perusahaan memperoleh laba dari operasi perusahaan. Sedangkan menurut Hanafi (2003),  rentabilitas ekonomi adalah mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total aset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut.
2.3.  Gambaran Sistem Hilir Agribisnis Peternakan
2.3.1 Pemasaran dan Distribusi
Ruang lingkup pemasaran PT. Tanjung Mulya Perkasa meliputi wilayah Parahyangan Timur, seperti DOC dan ayam afkir yang dipasarkan ke daerah Bandung, Ciamis, Tasikmalaya, Garut dan Banjarpatroman.
2.4 Gambaran Lembaga Penunjang Sistem Agribisnis
2.4.1 Perbankan
            Perbankan disini berperan sebagai penyuplai modal untuk kebutuhan produksi PT Tanjung Mulya Perkasa selain modal yang berasal dari pemilik. Kegiatan produksi untuk usaha sebesar usaha Tanjung Mulya Perkasa tentu membutuhkan dana yang cukup besar. Untuk itu suplai dana dari perbankan sangat menunjang dan mendukung kegiatan produksi itu sendiri.


BAB III
ANALISIS EKONOMI SISTEM AGRIBISNIS
Uraian
Jumlah
Daya Tahan (thn)
NB (Rp)
NS (Rp)
Penyusutan
(Rp)


Kandang
7
10
280.000.000
40.000.000
24.500.000

Bangunan
2
20
150.000.000
50.000.000
5.000.000

Tempat Minum
1923
3
28.845.000
9.615.000
6.410.000

Tempat Pakan
1923
3
28.845.000
9.615.000
6.410.000

Tanah
17000
-
1.821.428.571
         -
-

DOC PS
17.300 ekor
1
51.900.000.000
10.380.000
41.520.000

Sangkar Seng
150
10
22.500.000
1.800.000
2.070.000

Blower
14
5
21.000.000
2.900.000
3.620.000

Tower
1
10
1.000.000
175.000
82.500

Pompa Listrik
1
3
1.000.000
150.000
23.700

Egg Tray
524
3
5.240.000
611.300
1.524.900

Timbangan
2
3
2.000.000
350.000
45.800

Lampu
123
1,5
1.230.000
138.600
727.600

Tirai
7 kandang
3
29.865.000
10.860.000
6.335.000

Tong
3
3
150.000
25.500
41.500

Jumlah

54.293.103.571
136.620.400
98.311.000

 Tabel Analisis Keuangan
3.1 Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Tabel 1. Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Total Penyusutan Perperiode Pemeliharaan
Penyusutan perbulan  
=
Rp. 98.311.000 : 12

=
Rp.  8.192.583
Penyusutan perperiode
=
Rp. 8.192.583 x 15 bulan

=
Rp. 122. 888.745

Gaji Tenaga Kerja Tetap
Manajer
1 x 15 bulan x Rp. 2.500.000
= Rp. 37.500.000
Supervisor
1 x 15 bulan x Rp. 2.000.000
= Rp. 30.000.000
Administrasi
1 x 15 bulan x Rp. 1.500.000
= Rp. 22.500.000


= Rp. 90.000.000

Pajak
Pajak (50% x 25% x Penerimaan)
=
(50% x 25% x Rp. 18.429.555.310)

=
Rp. 2.303.694.414

3.1.1 Biaya Tetap
a. Penyusutan
=
Rp.   122.888.745
b. Tenaga Kerja
=
Rp.     90.000.000
c. Pajak
=
Rp. 2.303.694.414  +
                                                                     Rp. 2.516.583.159

3.1.2 Biaya Variabel
a. Vaksin dan obat
=
 Rp.   150.000.000
b. Pakan
(2500 kg x Rp. 6.700 x 365 hari)
=
 Rp 6.113.750.000
d. Listrik
(Rp. 700.000 x 15 bulan)
=
 Rp.     10.500.000
e. Sekam alas
(4500 sak x Rp. 2.500)
=
 Rp.     11.250.000
f. Pekerja kandang
(Rp. 850.000 x 22 orang)
=
 Rp.   224.400.000   +
 Rp. 6.507.800.000
                
3.1.3 Biaya Variabel Per Unit
Biaya variabel per unit =                Biaya Variabel
                                          Produk Terjual (Produk Pokok)
                                       = Rp. 6.507.800.000
                                          3.102.500 butir
                                       = Rp. 2097,60
3.2 Penerimaan dan Pendapatan
3.2.1 Penerimaan
a.    Produk pokok
Telur                                      =  50% x 17.000 x 365 hari
                                                   = 3.102.500 x Rp. 4.700
    =  Rp. 14.581.750.000
Produk pokok telur per periode = (Rp. 14.581.750.000 : 12) x 15
                                                   = Rp. 1.215.145.833 x 15
                                                   = Rp. 18.227.187.500

b.   Produk sampingan
Penjualan kotoran ayam          =  (4500 kg x Rp. 1.500 : 12) x 15
=  Rp. 562.500 x 15
= Rp. 8.437.500
    Penjualan ayam afkir               =  3 ekor/kandang x 7 kandang x 365  hari
                                                         x  Rp. 20.250/ekor
=  Rp. 155.216.250
Penjualan ayam afkir   per periode = (Rp. 155.216.250 : 12) x 15
                                                        =  Rp 12.934.687  x 15
                                                        = Rp. 194.020.312
Total produk sampingan         =  Penjualan kotoran ayam + Penjualan ayam afkir
=  Rp. 8.437.500 + Rp. 194.020.312
=  Rp. 202.367.812
Total Penerimaan                    =  Produk Utama + Produk Sampingan
       =  Rp. 18.227.187.500  +  Rp. 202.367.812
       =  Rp. 18.429.555.310
3.2.2 Keuntungan
Keuntungan                                        =  Total Penerimaan – Total Biaya
                        =  Rp. 18.429.555.310   Rp. 9.024.383.159
                        =  Rp. 9.405.172.151
3.3 Efisiensi Ekonomi
Rentabilitas (RE)                    = Laba / Modal x 100 %
= Rp. 9.405.172.151 / Rp. 54.293.103.571 x 100 %
= 17,32 %

3.4 Break Even Point (BEP)
Biaya Tetap
Harga telur/butir – Biaya Variabel/unit
 
`
a. BEP dalam Produk              = 






Rp. 2.516.583.159
Rp 4.700 – Rp 2.097
 
   =

   =      966.801 butir telur produk

b.  
Biaya Tetap
Biaya Variabel er Unit
Harga Jual per Satuan

 
BEP dalam Rupiah            =
                                                             1-

Rp. 2.516.583.159
Rp 2.097
Rp 4.700
 
1-
 
=


 
                                                           
=      Rp 4.493.898.498




BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum di PT. Tanjung Mulya Perkasa, maka dapat disimpulkan sebagai berikut, secara keseluruhan tata laksana pemeliharaan yang terdapat di PT. Tanjung Mulya Perkasa cukup efisien namun masih ada kekurangan yang harus diperbaiki yaitu dalam hal sanitasi kandang. Kegiatan usaha yang dijalankan PT. Tanjung Mulya Perkasa sudah berjalan dengan baik dan tingkat pemasarannya juga luas. Pendapatan per satu periode produksi yaitu sebesar Rp. 9.405.172.151. Nilai BEP perusahaan dalam satuan rupiah yaitu sebesar Rp 4.493.898.498 dimana nilai BEP dalam satuan rupiah tersebut masih rendah dibandingkan dengan nilai penerimaan perusahaan, sehingga usahanya layak untuk dilanjutkan. Evaluasi menejemen untuk PT. Tanjung Mulya Perkasa diperoleh dengan cara membandingkan fungsi manajemen produksi, sumberdaya manusia, keuangan dan pemasaran. PT. Tanjung Mulya Perkasa memperoleh skor 3 (baik), karena fungsi manajemen sudah berjalan dengan baik, tata laksana pemeliharaan juga sudah berjalan dengan baik dan dari segi pendapatan sudah memenuhi kriteria yang baik serta proses pemasaran dari perusahaan sudah berjalan dengan baik.
4.2. Rekomendasi                     
1. Sebaiknya sanitasi lingkungan dan tata laksana pemeliharaan lebih diperhatikan dan ditingkatkan.
2.   Perawatan kandang lebih diperhatikan supaya kesehatan ternak lebih terjaga.
3.  Sebaiknya praktikan diberi data analisis ekonomi agar perhittungan lebih bisa dipertanggungjawabkan.

DAFTAR PUSTAKA
 

Abidin, Zainal. 2002. Meningkatkan Produktifitas Ayam Ras Pedaging. Jakarta : Agromedia.
Cahyadi, Danang Dwi. Mochammad Rifqi Wijaya, Nurida Dessalma S, Pradipta Nuri Adiyati. Sistem Kandang Tertutup Dalam Manajemen Peternakan Unggas. Aceh Development International Conference 2011. IPB (Institut Pertanian Bogor). Bogor.
Hanafi, Mahmud M. 2003. Analisis Laporan Keuangan. UPP AMK YKPN. Yogyakarta.
Harahap, Sofyan Syafri. 2001. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi        Keempat. Yayasan Peberbit Gajah Mada. Yogyakarta.
Suad, Husnan dan Enny Pudjiastuty. 2004. Dasar-Dasar Manajemen   Keuangan, Edisi 3. Penerbit AMP YKPN. Yogyakarta.






















LAMPIRAN FOTO


Tidak ada komentar:

Posting Komentar