Selasa, 20 Mei 2014

MAKALAH PRAKTIKUM FISIOLOGI TERNAK



MAKALAH FISIOLOGI TERNAK
PERAN DAN FUNGSI HORMON-HORMON KEBUNTINGAN




Disusun Oleh :

             KELOMPOK 5
             KELAS B





LABORATORIUM FISIOLOGI DAN REPRODUKSI TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2013



MAKALAH FISIOLOGI TERNAK
PERAN DAN FUNGSI HORMON-HORMON KEBUNTINGAN


Disusun Oleh:
KELOMPOK 5
KELAS B


DUHRI ADI SANTOSA                   D1E012276
PELITA                                              DIE012067
ENI NUR’AENI                                D1E012068
SENI ENDAH DWI P                       D1E012173
FANY OKPIANI                                           D1E012195
YUNIKEN DEWI YANTI                D1E012249
AFIF NUR PRASETIA                     D1E012266
ADHI KUSUMO                                           D1E012305
DWI SETIYONO                              D1E012308







LABORATORIUM FISIOLOGI DAN REPRODUKSI TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah  melimpahkan rahmat_Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Peran dan Fungsi Hormon-hormon Kebuntingan” dengan tepat waktu. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas praktikum Fisiologi Ternak.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan.Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan oleh penulis demi kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang telah memberikan materi dan pencerahan sehingga makalah ini dapat terlaksana dan terbentuk. Semoga makalah ini bermanfaat. Terima kasih.



Purwokerto,  23  Mei 2013


                                                                                       Penyusun







I.  PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Kebuntingan adalah keadaan dimana anak sedang berkembang di dalam uterus seekor hewan betina. Suatu interval waktu, yang disebut periode kebuntingan (gestasi) terentang dari saat pembuahan (fertilisasi) ovum sampai lahirnya anak. Hal ini mencakup fertilisasi atau persatuan antara ovum dan sperma.
Terjadinya fertilisasi adalah hal yang sangat penting. Sperma haruslah berada di dalam saluran reproduksi betina, uterus untuk suatu jangka waktu tertentu agar dapat membuahi ovum secara efektif. Hal ini disebut kapasitasi spermatozoa. Kapasitasi mencakup pemecahan parsial akrosom bagian luar dan membran plasma, sehingga enzim akrosom dapat dilepaskan. Enzim-enzim tersebut selanjutnya dapat menimbulkan zona pelusida. Kapasitasi juga mengaktifkan metabolism sel-sel sperma dengan menaikan laju glikolisis dalam sel dan penaikan metabolism oksidatif. Kapasitasi dimuali di dalam uterus dan berakhir di dalam oviduk.
Kebuntingan adalah proses setelah terjadinya fertilisasi sampai terbentuknya zigot kemudian embrio dan fetus. Baik kerja silia maupun kontraksi muskuler terlibat di dalam pergerakan ovum yang telah dibuahi melalui tuba kedalam uterus. Implantasi dari satu blastosit menyebabkan timbulnya wilayah refraktori disekitar di dalam endometrium yang menghambat terjadinya implantasi lain di daerah yang sangat berdekatan.
Terdapat bukti-bukti bahwa embrio di dekat tuba uterin perkembangannya sedikit lebih maju dibanding yang berada di dekat serviks blaster sebar secara teratur di dalam uterus sampai tujuh hari setelah perkawinan. Kontraksi uterin barangkali terlibat dalam pergerakan blastoris, karena tidak adanya bukti bahwa pergerakan itu bersipat aktif. Proses selanjutnya adalah membentuk gastrula atau disebut gastrulasi, yaitu proses proses dimana bagian embrio blas membentuk dua lapisan, yaitu lapisan luar atau ektodermis dan lapisan dalam atau endodermis.
Setelah terjadi partus pada hewan biasanya terjadi proses recovery serta akan melalui fase-fase estrus kembali. Ketahanan kebuntingan pada hewan dan diakhirnya dengan kelahiran sebagian  besar dipengaruhi oleh keseimbangan laju kerja hormon. Kejadian ini dibuktikan oleh kenyataan perubahan perbandingan kadar hormone sering mengakibatkan keguguran.

1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa arti kebuntingan?
1.2.2 Apa saja hormon-hormon yang mempengaruhi kebuntingan?
1.2.3 Apa peran dan fungsi dari hormone kebuntingan tersebut?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahuiapa yang dimaksud kebuntingan
1.3.2 Mengetahui hormone-hormon yang mempengaruhi kebuntingan
1.3.3 Mengetahui peran dan fungsi hormone kebuntingan















II. PEMBAHASAN

2.1. Kebuntingan
Satu periode kebuntingan adalah periode dari mulai terjadinya fertilisasi sampai terjadinya kelahiran normal (Soebandi, 1981). Sedangkan menurut Frandson (1992) menyatakan kebuntingan berarti keadaan anak sedang berkembang di dalam uterus seekor hewan. Dalam penghidupan peternak, periode kebuntingan pada umumnya dihitung mulai dari perkawinan yang terakhir sampai terjadinya kelahiran anak secara normal.
Periode kebuntingan dimulai dengan pembuahan dan berakhir dengan kelahiran anak yang hidup. Peleburan spermatozoa dengan ovum mengawali reaksi kimia dan fisika yang majemuk, bermula dari sebuah sel tunggal yang mengalami peristiwa pembelahan diri yang berantai dan terus menerus selama hidup individu tersebut. Tetapi berbeda dalam keadaan dan derajatnya sewaktu hewan itu menjadi dewasa dan menjadi tua. Setelah pembuahan, yang mengembalikan jumlah kromosom yang sempurna, pembelahan sel selanjutnya bersifat mitotic sehingga anak-anak sel hasil pembelahannya mempunyai kromosom yang sama dengan indukselnya. Peristiwa ini berlangsung sampai hewan menghasilkan sel kelamin (Salisbury, 1985).
Pertumbuhan makhluk baru terbentuk sebagai hasil pembuahan ovum oleh spermatozoa dapat dibagi menjadi 3 periode, yaitu: periode ovum, periode embrio dan periode fetus. Periode ovum dimulai dari terjadinya fertilisasi sampai terjadinya implantasi, sedang periode embrio dimulai dari implantasi sampai saat dimulainya pembentukan alat-alat tubuh bagian dalam. Periode ini disambung oleh periode fetus. Lamanya periode kebuntingan untuk tiap spesies berbeda-beda perbedaan tersebut disebabkan faktor genetic.

2.2. Hormon yang berperan saat kebuntingan
2.2.1. Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH)
Kadar hormone ini menurut para peneliti lebih tinggi pada saat sapi bunting daripada saat tidak bunting. Lebih tepatnya saat awal kebuntingan kadar hormone ini meningkat. Hormon ini mengalami penurunan dari kelenjar hipofisa disebabkan naiknya kadar estrogen yang menghambat pembentukan hormone tersebut.
GnRH merupakan suatu dekadeptida (10 asam amino) dengan berat molekul 1183 dalton. Hormon ini menstimulasi sekresi follicle stimulating hormone (FSH) dan Lutinizing Hormone (LH) dari hipofisis anterior (Salisbury danvandemark, 1985). Pemberian GnRH meningkatkan FSH dan LH dalam sirkulasi darah selama 2 sampai 4 jam (Chenault,dkk., 1990).
Secara alamiah, terjadinya level tertinggi (surge) LH yang menyebabkan ovulasi merupakan hasil control umpan balik positif dari sekresi estrogen dari folikel yang sedang berkembang. Berikut ini adalah mekanisme kerja GnRH. Hipotalamus akan mensekresi GnRH, kemudian GnRH akan menstimulasi hipofisis anterior untuk mensekresi FSH dan LH. FSH bekerja pada tahap awal perkembangan folikel dan dibutuhkan untuk pembentukan folikel antrium.
FSH dan LH merangsang folikel ovarium untuk mensekresikan estrogen. Menjelang waktu ovulasi konsentrasi hormon estrogen mencapai suatu tingkatan yang cukup tinggi untuk menekan produksi FSH dan dengan pelepasan LH menyebabkan terjadinya ovulasi dengan menggertak pemecahan dinding folikel dan pelepasan ovum. Setelah ovulasi maka akan terbentuk korpus luteum dan ketika tidak bunting maka PGF2α dari uterus akan melisiskan korpus luteum. Tetapi jika terjadi kebuntingan maka korpus luteum akan terus dipertahankan supaya konsentrasi progesterone tetap tinggi untuk menjaga kebuntingan (Adnan dan Ramdja, 1986).

2.2.2. Esterogen
Pada awal kebuntingan hormone ini sedikit kemudian kadarnya mulai naik pada saat umur kebuntintingan mulai tua. Pada usia kebuntingan 4 bulan akhir sapi akan mengekskresikan 10 kali lipat hormone estrogon di dalam air seninya disbanding sesudah melahirkan.
2.2.3. Progesterone
Hormon ini mempunyai peranan paling penting dan dominan dalam mempertahankan kebuntingan. Kadar hormon yang meningkat menyebabkan berhentinya kerja hormone lain serta menyebabkan berhentinya siklus estrus dengan mencegahnya hormone gonadotrophin-gonadotrophin. Progesteron dihasilkan di corpus luteum dan plasenta. Apabila sekresi hormone ini berhenti pada setiap kebunting anakan berakhir selama beberapa hari.
Progesteron penting selama kebuntingan terutama pada tahap-tahap awal. Apabila dalam uterus tidak terdapat embrio pada hari ke 11 sampai 13 pada babi serta pada hari ke 15–17 pada domba, maka PGF2α akan dikeluarkan dari endometrium dan disalurkan melalui pola sirkulasi ke ovarium yang dapat menyebabkan regresinya corpus luteum (Bearden and Fuquay, 2000). Apabila PGF2α diinjeksikan pada awal kebuntingan ,maka kebuntingan tersebut akan berakhir.
Progesteron dapat digunakan sebagai test kebuntingan karena CL hadir selama awal kebuntingan pada semua spesies ternak. Level progesterone dapat diukur dalam cairan biologis seperti darah dan susu, kadarnya menurun pada hewan yang tidak bunting. Progesteron rendah pada saat tidak bunting dan tinggi pada hewan yang bunting.
Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpusluteum di ovarium, sebagian diproduksi di kelenjar adrenal dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta. Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fasesekresi) pada endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan yang optimal jika terjadi implantasi.
Test pada susu lebih dianjurkan daripada test pada darah, karena kadar progesterone lebih tinggi dalam susu daripada dalam plasma darah. Lagi pula sample susu mudah didapat saat memerah tanpa menimbulkan stress pada ternaknya. Sample susu ditest menggunakan Radio Immuno Assay (RIA). Sample ini dikoleksi pada hari ke 22 – 24 setelah inseminasi. Teknik koleksi sample bervariasi namun lebih banyak diambil dari pemerahan sore hari. Bahan preservasi seperti potasium dichromate atau mercuris chloride ditambahkan untuk menghindari susu menjadi basi selama transportasi ke laboratorium.
Metode ini cukup akurat, tetapi relative mahal, membutuhkan fasilitas laboratorium dan hasilnya harus menunggu beberapa hari. ”Kit” progesterone susu sudah banyak digunakan secara komersial di peternakan-peternakan dan dapat mengatasi problem yang disebabkan oleh penggunaan RIA yaitu antara lain karena keamanan penanganan dan disposal radio aktivnya. Test dapat dilakukan baik dengan enzyme-linked immuno assay (ELISA) maupun latex aggluination assay.





















III. KESIMPULAN
3.1 Kebuntingan adalah proses setelah terjadinya fertilisasi sampai terbentuknya zigot kemudian embrio dan foetus.
3.2 Hormone yang berperan saat kebuntingan, yaitu Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH), estrogen dan progesterone.
3.3 GnRH merupakan suatu dekadeptida (10 asam amino) dengan berat molekul 1183 dalton. Hormon ini menstimulasi sekresi follicle stimulating hormone (FSH) dan Lutinizing Hormone (LH) dari hipofisis anterior.
3.4 Progesteron dihasilkan di corpus luteum dan plasenta. Apabila sekresi hormone ini berhenti pada setiap kebuntingan akan berakhir selama beberapa hari.








 
DAFTAR PUSTAKA
Adnan dan Ramdja. 1986. Fisiologi Reproduksi. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Surabaya.
Berden and Fuquay. 2000. Fisiologi dan Teknologi Reproduksi Hewan. Penerbit ITB. Bandung.
Chenault, dkk. 1990. Reproduksi, Tingkah Laku dan Produksi Ternak di Indonesia. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Frandsond, R.D. 1992. Anatomy dan Fisiologi Hewan. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.
Salisbury, 1985. Fisiologi Reproduksi Hewan Ternak. Penerbit Angkasa. Bandung.
Soebandi, Partodiharjo. 1981. Ilmu Reproduksi Hewan. Mutiara Sumber Widya. Jakarta.

1 komentar:

  1. sundul77.com Situs Agen Bola Terbaik | Judi Casino Online | poker uang asli | Bandar Slot Terpercaya
    sundul77.com Adalah Situs Agen Bola Terbaik | Judi Casino Online | poker uang asli | Bandar Slot Terpercaya, Game Slot Mesin, Agen Sbobet, Agen Ibcbet, Agen Mansion88 sundul77 Merupakan Salah Satu Bandar Bola, Bandar Casino, Poker Online Terpercaya IDNSPORT. Kelebihan Bandar Bola Terbesar www.sundul77.com Desain Website Menarik, Live Casino Online 24 Jam Non-Stop Bersama Dealer Eropa & Dealer Asia..
    Situs Agen Bola Terbaik | Judi Casino Online | poker uang asli | Bandar Slot Terpercaya, Game Slot Mesin, Agen Sbobet, Agen Ibcbet, Agen Mansion88
    Bolagaming mempunyai tim berpengalaman dalam melayani setiap member yang bergabung di situs judi taruhan bola terbaik ini. Kami menyediakan customer service online 24 jam yang akan menemani anda dan membantu memberikan arahan kepada anda agar mudah saat melakukan pendaftaran. Anda bisa memilih jenis permainan judi taruhan online apa saja sesuai keinginan anda.
    Ayo Bergabung Bersama Situs Judi Taruan Bola Terlengkap Bolagaming
    situs agen bola terbaik,judi casino online,poker uang asli,poker uang asli,agen ibcbet

    BalasHapus