MAKALAH FISIOLOGI TERNAK
PERAN DAN FUNGSI
HORMON-HORMON KEBUNTINGAN

Disusun Oleh :
KELOMPOK 5
KELAS B
LABORATORIUM FISIOLOGI DAN REPRODUKSI
TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2013
MAKALAH FISIOLOGI TERNAK
PERAN DAN FUNGSI
HORMON-HORMON KEBUNTINGAN
Disusun Oleh:
KELOMPOK 5
KELAS B
DUHRI ADI SANTOSA D1E012276
PELITA DIE012067
ENI NUR’AENI D1E012068
SENI ENDAH DWI P D1E012173
FANY OKPIANI D1E012195
YUNIKEN DEWI YANTI D1E012249
AFIF NUR PRASETIA D1E012266
ADHI KUSUMO D1E012305
DWI SETIYONO D1E012308
LABORATORIUM FISIOLOGI DAN REPRODUKSI
TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat_Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Peran dan Fungsi
Hormon-hormon Kebuntingan” dengan
tepat waktu. Makalah
ini dibuat untuk memenuhi tugas praktikum Fisiologi Ternak.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan.Oleh
karena itu, kritik dan saran
yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan oleh penulis demi
kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada
dosen pengampu yang telah memberikan materi dan pencerahan sehingga makalah ini
dapat terlaksana dan terbentuk. Semoga makalah ini bermanfaat. Terima kasih.
Purwokerto, 23 Mei 2013
Penyusun
1.1.
Latar Belakang
Kebuntingan adalah keadaan dimana anak
sedang berkembang di dalam uterus seekor hewan betina. Suatu interval waktu,
yang disebut periode kebuntingan (gestasi) terentang dari saat pembuahan
(fertilisasi) ovum sampai lahirnya anak. Hal ini mencakup fertilisasi atau persatuan
antara ovum dan sperma.
Terjadinya fertilisasi adalah hal
yang sangat penting. Sperma haruslah berada di dalam saluran reproduksi betina,
uterus untuk suatu jangka waktu tertentu agar dapat membuahi ovum secara efektif.
Hal ini disebut kapasitasi spermatozoa. Kapasitasi mencakup pemecahan parsial akrosom
bagian luar dan membran plasma, sehingga enzim akrosom dapat dilepaskan. Enzim-enzim
tersebut selanjutnya dapat menimbulkan zona pelusida. Kapasitasi juga mengaktifkan
metabolism sel-sel sperma dengan menaikan laju glikolisis dalam sel dan penaikan
metabolism oksidatif. Kapasitasi dimuali di dalam uterus dan berakhir di dalam oviduk.
Kebuntingan adalah proses setelah
terjadinya fertilisasi sampai terbentuknya zigot kemudian embrio dan fetus. Baik
kerja silia maupun kontraksi muskuler terlibat di dalam pergerakan ovum yang
telah dibuahi melalui tuba kedalam uterus. Implantasi dari satu blastosit menyebabkan
timbulnya wilayah refraktori disekitar di dalam endometrium yang menghambat terjadinya
implantasi lain di daerah yang sangat berdekatan.
Terdapat bukti-bukti bahwa embrio di
dekat tuba uterin perkembangannya sedikit lebih maju dibanding yang berada di dekat
serviks blaster sebar secara teratur di dalam uterus sampai tujuh hari setelah perkawinan.
Kontraksi uterin barangkali terlibat dalam pergerakan blastoris, karena tidak adanya
bukti bahwa pergerakan itu bersipat aktif. Proses selanjutnya adalah membentuk
gastrula atau disebut gastrulasi, yaitu proses proses dimana bagian embrio
blas membentuk dua lapisan, yaitu lapisan luar atau ektodermis dan lapisan dalam
atau endodermis.
Setelah terjadi partus pada hewan biasanya
terjadi proses recovery serta akan melalui fase-fase estrus kembali. Ketahanan kebuntingan
pada hewan dan diakhirnya dengan kelahiran sebagian besar dipengaruhi oleh keseimbangan laju kerja
hormon. Kejadian ini dibuktikan oleh kenyataan perubahan perbandingan kadar
hormone sering mengakibatkan keguguran.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1 Apa arti kebuntingan?
1.2.2 Apa saja hormon-hormon yang
mempengaruhi kebuntingan?
1.2.3 Apa peran dan fungsi dari
hormone kebuntingan tersebut?
1.3
Tujuan
1.3.1 Mengetahuiapa yang dimaksud kebuntingan
1.3.2 Mengetahui hormone-hormon yang
mempengaruhi kebuntingan
1.3.3 Mengetahui peran dan fungsi
hormone kebuntingan
II. PEMBAHASAN
2.1. Kebuntingan
Satu periode
kebuntingan adalah periode dari mulai terjadinya fertilisasi sampai terjadinya kelahiran
normal (Soebandi, 1981). Sedangkan menurut Frandson (1992) menyatakan kebuntingan
berarti keadaan anak sedang berkembang di dalam uterus seekor hewan. Dalam penghidupan
peternak, periode kebuntingan pada umumnya dihitung mulai dari perkawinan yang
terakhir sampai terjadinya kelahiran anak secara normal.
Periode kebuntingan dimulai dengan pembuahan
dan berakhir dengan kelahiran anak yang hidup. Peleburan spermatozoa dengan
ovum mengawali reaksi kimia dan fisika yang majemuk, bermula dari sebuah sel tunggal
yang mengalami peristiwa pembelahan diri yang berantai dan terus menerus selama
hidup individu tersebut. Tetapi berbeda dalam keadaan dan derajatnya sewaktu hewan
itu menjadi dewasa dan menjadi tua. Setelah pembuahan, yang mengembalikan jumlah
kromosom yang sempurna, pembelahan sel selanjutnya bersifat mitotic sehingga anak-anak
sel hasil pembelahannya mempunyai kromosom yang sama dengan indukselnya.
Peristiwa ini berlangsung sampai hewan menghasilkan sel kelamin (Salisbury,
1985).
Pertumbuhan makhluk baru terbentuk sebagai
hasil pembuahan ovum oleh spermatozoa dapat dibagi menjadi 3 periode, yaitu:
periode ovum, periode embrio dan periode fetus. Periode ovum dimulai dari terjadinya
fertilisasi sampai terjadinya implantasi, sedang periode embrio dimulai dari implantasi
sampai saat dimulainya pembentukan alat-alat tubuh bagian dalam. Periode ini disambung
oleh periode fetus. Lamanya periode kebuntingan untuk tiap spesies berbeda-beda
perbedaan tersebut disebabkan faktor genetic.
2.2.1. Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH)
Kadar hormone ini menurut para
peneliti lebih tinggi pada saat sapi bunting daripada saat tidak bunting. Lebih
tepatnya saat awal kebuntingan kadar hormone ini meningkat. Hormon ini mengalami
penurunan dari kelenjar hipofisa disebabkan naiknya kadar estrogen yang
menghambat pembentukan hormone tersebut.
GnRH merupakan suatu dekadeptida (10 asam amino) dengan berat
molekul 1183 dalton. Hormon ini menstimulasi sekresi follicle stimulating hormone (FSH) dan Lutinizing Hormone (LH) dari hipofisis anterior (Salisbury
danvandemark, 1985). Pemberian GnRH meningkatkan FSH dan LH dalam sirkulasi darah
selama 2 sampai 4 jam (Chenault,dkk.,
1990).
Secara alamiah, terjadinya level tertinggi (surge) LH yang
menyebabkan ovulasi merupakan hasil control umpan balik positif dari sekresi
estrogen dari folikel yang sedang berkembang. Berikut ini adalah mekanisme kerja
GnRH. Hipotalamus akan mensekresi GnRH, kemudian GnRH akan menstimulasi hipofisis
anterior untuk mensekresi FSH dan LH. FSH bekerja pada tahap awal perkembangan folikel
dan dibutuhkan untuk pembentukan folikel antrium.
FSH dan LH merangsang folikel ovarium untuk mensekresikan
estrogen. Menjelang waktu ovulasi konsentrasi hormon estrogen mencapai suatu tingkatan
yang cukup tinggi untuk menekan produksi FSH dan dengan pelepasan LH
menyebabkan terjadinya ovulasi dengan menggertak pemecahan dinding folikel dan pelepasan
ovum. Setelah ovulasi maka akan terbentuk korpus luteum dan ketika tidak
bunting maka PGF2α dari uterus akan melisiskan korpus luteum. Tetapi jika terjadi
kebuntingan maka korpus luteum akan terus dipertahankan supaya konsentrasi
progesterone tetap tinggi untuk menjaga kebuntingan (Adnan dan Ramdja, 1986).
2.2.2. Esterogen
Pada awal kebuntingan hormone ini sedikit kemudian kadarnya
mulai naik pada saat umur kebuntintingan mulai tua. Pada usia kebuntingan 4
bulan akhir sapi akan mengekskresikan 10 kali lipat hormone estrogon di dalam
air seninya disbanding sesudah melahirkan.
2.2.3. Progesterone
Hormon ini mempunyai peranan paling
penting dan dominan dalam mempertahankan kebuntingan. Kadar hormon yang
meningkat menyebabkan berhentinya kerja hormone lain serta menyebabkan berhentinya
siklus estrus dengan mencegahnya hormone gonadotrophin-gonadotrophin.
Progesteron dihasilkan di corpus luteum dan plasenta. Apabila sekresi hormone ini
berhenti pada setiap kebunting anakan berakhir selama beberapa hari.
Progesteron penting selama kebuntingan terutama pada tahap-tahap
awal. Apabila dalam uterus tidak terdapat embrio pada hari ke 11 sampai 13 pada
babi serta pada hari ke 15–17 pada domba, maka PGF2α akan dikeluarkan dari endometrium
dan disalurkan melalui pola sirkulasi ke ovarium yang dapat menyebabkan regresinya
corpus luteum (Bearden and Fuquay, 2000). Apabila PGF2α diinjeksikan pada awal kebuntingan
,maka kebuntingan tersebut akan berakhir.
Progesteron
dapat digunakan sebagai test kebuntingan karena CL hadir selama awal kebuntingan
pada semua spesies ternak. Level progesterone dapat diukur dalam cairan biologis
seperti darah dan susu, kadarnya menurun pada hewan yang tidak bunting.
Progesteron rendah pada saat tidak bunting dan tinggi pada hewan yang bunting.
Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpusluteum di
ovarium, sebagian diproduksi di kelenjar adrenal dan pada kehamilan juga diproduksi
di plasenta. Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik
(fasesekresi) pada endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus
berada pada keadaan yang optimal jika terjadi implantasi.
Test pada susu
lebih dianjurkan daripada test pada darah, karena kadar progesterone lebih tinggi
dalam susu daripada dalam plasma darah. Lagi pula sample susu mudah didapat saat
memerah tanpa menimbulkan stress pada ternaknya. Sample susu ditest menggunakan
Radio Immuno Assay (RIA). Sample ini dikoleksi pada hari ke 22 – 24 setelah inseminasi.
Teknik koleksi sample bervariasi namun lebih banyak diambil dari pemerahan sore
hari. Bahan preservasi seperti potasium dichromate atau mercuris chloride
ditambahkan untuk menghindari susu menjadi basi selama transportasi ke laboratorium.
Metode ini
cukup akurat, tetapi relative mahal, membutuhkan fasilitas laboratorium dan hasilnya
harus menunggu beberapa hari. ”Kit” progesterone susu sudah banyak digunakan secara
komersial di peternakan-peternakan dan dapat mengatasi problem yang disebabkan oleh
penggunaan RIA yaitu antara lain karena keamanan penanganan dan disposal radio aktivnya.
Test dapat dilakukan baik dengan enzyme-linked immuno assay (ELISA) maupun
latex aggluination assay.
III. KESIMPULAN
3.1 Kebuntingan adalah proses setelah
terjadinya fertilisasi sampai terbentuknya zigot kemudian embrio dan foetus.
3.2 Hormone yang berperan saat kebuntingan, yaitu Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH), estrogen dan progesterone.
3.3 GnRH merupakan
suatu dekadeptida (10 asam amino) dengan berat molekul 1183 dalton. Hormon ini menstimulasi
sekresi follicle stimulating hormone (FSH)
dan Lutinizing Hormone (LH)
dari hipofisis anterior.
3.4
Progesteron dihasilkan
di corpus luteum dan plasenta. Apabila sekresi hormone ini berhenti pada setiap
kebuntingan akan berakhir selama beberapa hari.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan dan Ramdja. 1986. Fisiologi
Reproduksi. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Surabaya.
Berden
and Fuquay. 2000. Fisiologi dan Teknologi Reproduksi Hewan. Penerbit
ITB. Bandung.
Chenault, dkk. 1990. Reproduksi,
Tingkah Laku dan Produksi Ternak di Indonesia. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Frandsond, R.D. 1992. Anatomy dan Fisiologi Hewan. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.
Salisbury,
1985. Fisiologi Reproduksi Hewan Ternak. Penerbit Angkasa. Bandung.
Soebandi, Partodiharjo. 1981. Ilmu
Reproduksi Hewan. Mutiara Sumber Widya. Jakarta.
sundul77.com Situs Agen Bola Terbaik | Judi Casino Online | poker uang asli | Bandar Slot Terpercaya
BalasHapussundul77.com Adalah Situs Agen Bola Terbaik | Judi Casino Online | poker uang asli | Bandar Slot Terpercaya, Game Slot Mesin, Agen Sbobet, Agen Ibcbet, Agen Mansion88 sundul77 Merupakan Salah Satu Bandar Bola, Bandar Casino, Poker Online Terpercaya IDNSPORT. Kelebihan Bandar Bola Terbesar www.sundul77.com Desain Website Menarik, Live Casino Online 24 Jam Non-Stop Bersama Dealer Eropa & Dealer Asia..
Situs Agen Bola Terbaik | Judi Casino Online | poker uang asli | Bandar Slot Terpercaya, Game Slot Mesin, Agen Sbobet, Agen Ibcbet, Agen Mansion88
Bolagaming mempunyai tim berpengalaman dalam melayani setiap member yang bergabung di situs judi taruhan bola terbaik ini. Kami menyediakan customer service online 24 jam yang akan menemani anda dan membantu memberikan arahan kepada anda agar mudah saat melakukan pendaftaran. Anda bisa memilih jenis permainan judi taruhan online apa saja sesuai keinginan anda.
Ayo Bergabung Bersama Situs Judi Taruan Bola Terlengkap Bolagaming
situs agen bola terbaik,judi casino online,poker uang asli,poker uang asli,agen ibcbet